OJK: Reksadana dianjurkan bagi pemula pasar modal

id ojk, otoritas jasa keuangan, reksadana, pasar modal, ekonomi, direktur pengaturan pasar modal, gonthor b aziz

OJK: Reksadana dianjurkan bagi pemula pasar modal

Ilustarsi (ANTARA FOTO)

....Berusaha di pasar modal sangat unik sekali karena yang ditawarkan bukan kepastian melainkan kemungkinan. Artinya investasi pasar modal ini sangat bergantung dengan informasi, sehingga akan lebih baik bagi pemula menunjuk manajer investasi dibandi
Palembang, (ANTARA Sumsel) - Produk industri jasa keuangan reksadana dianjurkan bagi kalangan pemula yang ingin menjajal pasar modal karena pengelolaan dana diserahkan ke perusahaan manajer investasi.

Direktur Pengaturan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Gonthor B Aziz di Palembang, Rabu, mengatakan produk reksadana ini lebih sedikit resikonya jika dibandingkan produk investasi di lantai bursa yang menempatkan nasabah sebagai investor murni.

"Berusaha di pasar modal sangat unik sekali karena yang ditawarkan bukan kepastian melainkan kemungkinan. Artinya investasi pasar modal ini sangat bergantung dengan informasi, sehingga akan lebih baik bagi pemula menunjuk manajer investasi dibanding mengolah sendiri," kata Gonthor dalam pelatihan jurnalistik OJK bagi wartawan ekonomi se-Sumatera bagian Selatan.

Ia mengemukakan, dalam reksadana ini, para nasabah hanya diminta andal dalam memilih perusahana manajer investasinya dengan cara memeriksa rasio kemampuan pengembalian investasi nasabah.

"Dalam pasar modal itu, intinya nasabah ingin mendapatkan tingkat pengembalian sesuai dengan harapan. Sehingga, jadikan ini sebagai dasar dalam memilih perusahaan manajer investasi," kata dia.

Ia mengatakan, OJK gencar menyosialisasikan produk reksadana ini dengan harapan semakin menaikkan penetrasi pasar modal di masyarakat yang hingga kini tercatat paling rendah di dalam industri perbankan.

Padahal, produk investasi ini sejatinya akan mendekatkan penduduk suatu negara untuk lebih maju karena telah memikirkan masa depan.

"Ada perbedaan paradigma di antara penduduk-penduduk negara-negara berkembang dan negara maju, salah satunya yang paling mencolok yakni negara berkembang senang menabung sementara negara maju senang berinvestasi," kata dia.

Menurutnya, masyarakat masih enggan lantaran khawatir pada resiko yang dihadapi mengingat kerap mendengar informasi seputar kegagalan investasi di pasar modal.

Selain itu, masyarakat juga menganggap bahwa pasar modal bagi kalangan mampu karena membutuhkan dana yang besar hingga miliyaran rupiah.

"Literasi mengenai pasar modal ini yang sedang digalakkan. Masyarakat harus tahu bahwa di pasar modal itu terdapat beragam produk seperti reksadana yang bisa berinvestasi dengan hanya uang Rp500 ribu," kata dia.

Berdasarkan survei OJK pada 2013 diketahui bahwa pasar modal memiliki penetrasi terendah di masyarakat yakni 3,7 persen, sementara yang tertinggi yakni perbankan 21,8 persen (terdapat 22 orang dalam seratus orang), disusul asuransi 17,08 persen, pegadaian 14,85 persen, pembiayaan 9,8 persen, dan dana pensiun 7,13 persen.

Sementara, penggunaan produk jasa keuangan di Indonesia terbilang masih rendah dengan mencatat angka 28,4 persen untuk strata sosial terbawah dan 51,6 persen untuk kelompok masyarakat teratas.

OJK gencar memberikan literasi mengenai jasa keuangan masyarakat untuk mendorong masyarakat mau memanfaatkan produknya (finansial inklusif). Pemanfaatan ini merupakan salah satu upaya mengubah perilaku masyarakat dalam menggunakan uang.