Berlin, (ANTARA/AFP) - Baik Juventus dan Barcelona berniat menutup musim fantastis dengan raihan "treble" ketika mereka bertemu di final Liga Champions di Stadion Olympic Berlin pada Sabtu (Minggu WIB).
Juventus tampil pada final Liga Champions pertama mereka dalam 12 tahun saat mereka ingin memenangi Piala Eropa untuk ketiga kalinya, namun Barcelona, yang diinspirasi Lionel Messi, merupakan favorit untuk memenangi Piala Eropa kelimanya dan yang keempat dalam satu dekade terakhir.
Pelatih Juve Massimiliano Allegri dan sejawatnya di Barcelona Luis Enrique telah menikmati musim debut yang menggembirakan di klub mereka masing-masing, memenangi gelar liga dan piala domestik, dan keduanya sekarang hanya terpaut sedikit jarak untuk menorehkan kejayaan "treble."
Bagi Barcelona, ini akan menjadi "treble" kedua mereka menyusul musim fantastis pertama mereka di bawah asuhan Pep Guardiola pada 2008/2009, namun pencapaian tersebut sangat jarang bisa didapat.
Hanya enam klub lain yang pernah memenangi liga dan piala domestik serta Piala Eropa secara bersamaan di musim yang sama, di mana Celtic yang berjuluk "Singa-singa Lisabon" memenanginya pada 1967.
Sejak itu, hanya Ajax (1972), PSV Eindhoven (1988), Manchester United (1998), Inter Milan (2010), dan Bayern Munich (2013) yang pernah mengulang pencapaian serupa.
Barcelona dapat menjadi tim pertama yang mampu mengukir prestasi tersebut sebanyak dua kali, dan tim mereka saat ini diperkuat sejumlah pemain yang turut meraih kesuksesan pada 2009 di bawah arahan Guardiola.
"Kami masih merupakan tim yang muda. Masih ada sejumlah pemain dari era Guardiola," kata Luis Enrique. "Ini dapat menjadi musim yang bersejarah bagi kami."
Sementara itu Juventus akan bergabung dengan deretan klub elit atau menjadi klub pertama yang kalah di enam final Piala Eropanya.
Tugas utama sang juara Italia adalah menahan serangan tajam Barcelona yang diperkuat Messi, Neymar, dan Luis Suarez, yang telah merobek-robek sejumlah pertahanan lawan pada perjalanan mereka ke Berlin.
Trio Amerika Selatan itu total telah mengoleksi 120 gol pada musim ini, berbanding 103 gol yang dilesakkan Juventus sebagai satu tim.
Dengan 58 gol di semua kompetisi, peraih penghargaan Pemain Terbaik Dunia sebanyak empat kali Messi sedang berada dalam penampilan terbaik di karirnya, namun Juventus tidak dapat hanya memfokuskan diri pada pemain Argentina itu semata.
Messi menghancurkan Bayern Munich yang dilatih Guardiola dengan dua gol di semifinal pertama mereka, sebelum memberi umpan bagi Neymar untuk menjadi gol ketiga di Camp Nou.
Namun pada pertandingan kedua Suarez dan Neymarlah yang menjadi perusak pertahanan lawan, bekerja sama untuk dua gol pada babak pertama di Allianz Arena yang membuat pertandingan itu tidak mampu dimenangi Bayern.
Untuk membuat tugas Juve menjadi semakin berat, bek tengah Giorgio Chiellini dipastikan absen di final setelah mengalami robek otot betis saat latihan.
Pertandingan untuk hidup kami
Namun Juventus tidak terbang ke Berlin hanya untuk menyaksikan Messi menghancurkan mereka, atau berharap mereka melihatnya menjadi pemain pertama yang selalu mencetak gol dalam tiga final di Liga Champions.
"Ini adalah pertandingan untuk hidup kami," kata kiper Juve Gianluigi Buffon, satu-satunya pemain yang tersisa dari final Liga Champions terakhir mereka, yang berujung kekalahan dari AC Milan pada 2003.
"Saya akan selalu ingin untuk tidak menjadi favorit, namun kami memiliki senjata-senjata untuk berusaha dan membuat pekerjaan Barcelona menjadi lebih sulit," tambah Buffon, yang bersama Pirlo memenangi Piala Dunia di stadion yang sama bersama timnas Italia pada 2006.
Dengan koleksi empat gelar Liga Italia secara beruntun, pasukan Allegri memiliki kekayaan di bidang pengalaman.
"Mereka merupakan tim Italia yang kompetitif. Selalu sulit untuk mengatasinya karena mereka sangat, sangat kompetitif," kata pemain Barcelona Javier Mascherano.
"Mereka sangat taktikal. Mereka memahami sepak bola dan di atas segalanya, mereka memiliki banyak talenta."
Empat pemain di tim mereka telah memenangi Liga Champions bersama klub lain -- Andrea Pirlo dengan Milan pada 2003 dan 2007, Patrice Evra dan Carlos Tevez bersama Manchester United pada 2008, dan Alvaro Morata dengan Real Madrid pada tahun lalu.
Meski baru merayakan ulang tahun pada bulan lalu, Pirlo tetap menjadi ancaman di lini tengah dan potensi pertarungannya dengan Xavi Hernandez, pada penampilan terakhirnya untuk Barcelona, menjanjikan suguhan sengit di final Berlin.
Juve, yang mencapai final dengan menyingkirkan juara bertahan Real Madrid dengan skor agregat 3-2, menyambut hangat bek internasional Italia Andrea Barzagli, yang kembali berlatih pada Rabu setelah beberapa waktu absen karena cedera paha. (Penterjemah: Uu.SYS/C/A.R.A Adipati)
Berita Terkait
Gelandang Liverpool Wataru Endo jadikan Mascherano sebagai panutan
Jumat, 22 November 2024 14:51 Wib
Jadwal: Barca bertamu ke Vigo, Madrid jumpa Leganes
Jumat, 22 November 2024 14:39 Wib
Haaland: Pep Guardiola manajer sepak bola terbaik yang pernah ada
Jumat, 22 November 2024 14:23 Wib
Liga Inggris: City vs Tottenham hingga debut Ruben Amorim
Jumat, 22 November 2024 13:02 Wib
Ini alasan Pep Guardiola perpanjang kontrak
Jumat, 22 November 2024 12:57 Wib
Jadwal Liga Italia pekan 13: AC Milan vs Juventus, Napoli vs AS Roma
Jumat, 22 November 2024 11:19 Wib
Barca berencana kembali ke Camp Nou pertengahan Februari
Kamis, 21 November 2024 16:11 Wib
Puncak HUT ke-78 Muara Enim, Pemkab luncurkan layanan darurat 112
Kamis, 21 November 2024 14:49 Wib