Film dokumenter Jalanan curi perhatian di London

id film, film dokumenter

Film dokumenter Jalanan curi perhatian di London

Ilustrasi (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

London (ANTARA Sumsel) - Film dokumenter Jalanan karya sutradara asal Kanada Daniel Ziv berhasil mencuri perhatian penggemar film di Inggris dalam penayangan di Theater Horse Hospital, London, Selasa malam.

Film tersebut berkisah tentang Jakarta dan potret Indonesia melalui mata tiga pengamen muda yang humoris dan gigih menjalani hidup yakni Titi, Boni dan Ho.

Film itu berhasil meraih berbagai penghargaan diantaranya Film Dokumenter Terbaik di Busan International Film Festival (BIFF) di Korea dan  meraih "People's Choice Award" untuk kategori Film Dokumenter di Melbourne International Film Festival (MIFF) dan menjadi film menutup Festival Film Asia House yang berlangsung sejak 27 Maret lalu.

Festival film Asia House ke-7 yang mendapat dukungan dari Prudential plc itu juga menampilkan film karya sutradara muda di wilayah Asia Pacifik seperti Kamboja, Myanmar, Vietnam, India, Jepang dan Uzbekistan serta memberikan fokus dan retrospektif pada Mongolia.

Film Indonesia lain yang diputar dalam acara Opening Gala Night adalah Selamat Pagi Malam yang diterjemahkan menjadi "In the Absence of the Sun" yang juga dihadiri sang sutradara Lucky Kuswandi.

"Film yang menarik dan mengambarkan sisi lain kehidupan masyarakat kota Jakarta," ujar Emma Woodhouse yang datang menonton bersama sama rekannya kepada Antara London.

Menurut Emma, film Jalanan sangat menyentu dan juga memberikan motivasi serta sangat inspiratif  khususnya yang ditujukan oleh ketiga tokoh pengamen yang berfikiran  positif.

Film Jalanan yang membutuhkan waktu pembuatan sekitar enam tahun tersebut mendapat apresiasi dari penonton di Inggris yang mengangkat  keseharian ketiga  pengamen jalanan yang terpinggirkan dari hiruk-pikuk Ibukota, tanpa rekayasa.

Direktur artistik festival Asia House Jasper Sharp mengatakan bahwa  film Jalanan menutup festival Film Asia House yang diawali dengan pemutaran film Yangon Calling dan Punk in Myanmar  karya Alexander Dluzak and Carsten Piefke, Germany/Myanmar, 2014.

Film Jalanan juga berhasil menghibur para penonton dengan cerita yang sangat menyentuh dan kadang penuh dengan percakapan diantara pengamen yang sering mengolok olok satu sama lainnya yang membuat penonton pun tertawa terbahak bahak.

Dalam film Jalanan terdapat banyak momen mengharukan, perjuangan serta ketidakadilan, namun juga banyak terdapat humor yang mengikat, musik yang mudah diingat, keindahan hidup dan harapan.

Dilema dan konflik yang ada dalam film ini mewakili gambaran besar dari populasi urban di negara berkembang, khususnya 10 juta orang di Indonesia dan ratusan juta lainnya di seluruh Asia.

Film itu berhasil menyuarakan anak jalanan dan meningkatkan kesadaran akan kondisi dan perjuangan mereka.(ZG)

(T.H-ZG/A. Novarina)