Harimau Sumatera terancam ekstensifikasi perkebunan--pertambangan

id harimau, harimau sumatera

Harimau Sumatera terancam ekstensifikasi perkebunan--pertambangan

Harimau Sumatera (FOTO ANTARA)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Keberadaan harimau Sumatera yang mendiami kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling di Kabupaten Kampar, Riau, semakin terancam oleh  ekstensifikasi perkebunan sawit dan karet hingga pertambangan skala besar.

Species specialist WWF-Indonesia Sunarto kepada Antara di Jakarta, Kamis, mengatakan sisi timur Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling terancam oleh ekspansi perkebunan dan pertambangan dengan skala cukup besar atau masif.

"(Di sisi) Ada ekspansi sawit dan HIT (Hutan Tanaman Industri--red) akasia, serta pertambangan batubara dan emas skala cukup besar atau masif," kata Sunarto.

Pada bagian utara kawasan lindung seluas 136.000 hektare (ha) tersebut, ia mengatakan banyak terjadi ekspansi perkebunan kelapa sawit dan karet rakyat dengan skala relatif kecil. Sedangkan di bagian barat kegiatan pembalakan liar cukup marak terjadi.

"Di semua sisi (Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling) ada kegiatan perburuan berbagai jenis satwa," ujar Sunarto.

Sebelumnya Direktur Program Sumatera dan Kalimantan WWF-Indonesia Anwar Purwoto mengatakan Bukit Rimbang Bukit Baling yang ditetapkan pemerintah sebagai kawasan lindung suaka margasatwa pada 1986 merupakan habitat penting bagi harimau sumatera (yang merupakan lanskap konservasi harimau prioritas regional.

Data base harimau Sumatera memang belum lengkap. Estimasi populasi harimau Sumatera mencapai 200 hingga 300 individu di seluruh Sumatera. Dan, menurut dia, sepertiga populasi tersebut berada di Riau.

"Sumatera (bagian) tengah memang kantong penting harimau. Karena satwa umumnya memang senang berada di dataran rendah, termasuk harimau," ujar dia.

Secara umum harimau Sumatera  (Panthera tigris sumatrae), ia mengatakan, terancam oleh luasan habitat yang menurun dan terfragmentasi oleh ekspansi lahan-lahan perkebunan hingga pertambangan. Dengan populasi yang belum diketahui angka pastinya namun dilain sisi perburuan liar terus berjalan juga menjadi masalah dalam konservasi harimau Sumatera.

Karenanya, Anwar menegaskan pekerjaan rumah pemerintahan baru pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla nanti yakni menjaga dengan baik habitat harimau Sumatera yang telah tersisa dan survei secara menyeluruh dan merata populasi hewan yang dalam status terancam punah.

"Bisa jaga habitat harimau yang ada sekarang saja sudah baik, apalagi kalau bisa sampai membangun koridor hutan yang menghubungkan habitat-habitat harimau yang ada," ujar dia.