Komunitas batu akik Baturaja gelar bazar

id batu akik, komunitas batu akik baturaja

Komunitas batu akik Baturaja gelar bazar

Komunitas batu akik Ogan Komering Ulu gelar bazar di Baturaja, Senin (Foto Antarasumsel.com/14/E Permana)

Baturaja (ANTARA Sumsel) - Komunitas pecinta batu akik di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menggelar bazar yang khusus memajang dan menjual batu akik di Gedung Sanggar Kesenian Baturaja.

Pantuan Antara di Baturaja, Selasa, bazar batu akik yang dimulai sejak Senin (26/5) diprakarsai Koperasi Karya Batu Akik setempat itu diikuti sedikitnya 41 pengrajin batu beragam jenis.

Gedung aula di Komplek Sanggar Kesenian Baturaja (SKB) tersebut terus dipenuhi sesak pengunjung yang ingin melihat dan berbelanja hasil kerajinan batu akik, mulai dari dewasa hingga remaja laki-laki dan perempuan berbaur dalam nuansa bazar dan disertai kegiatan pameran batu akik.

Harga jual batu akik dalam bazar tersebut dibandrol mulai dari Rp500 ribu untuk kelas menengah ke bawah, hingga puluhan juta rupiah untuk batu bergambar dan batu jenis spritus dan sankis.

Sementara batu untuk pajangan jenis Suiseki dibandrol mulai dari harga Rp1 juta per Pcs hingga puluhan juta rupiah.

"Batu akik 80 persen berbentuk perhiasan seperti cincin dan liontin, tapi ada juga yang menyediakan batu untuk pajangan seperti Suiseki dan batu fosil," kata Panitia Pelaksana, Yudi Risandi di Baturaja, Selasa.

Dikatakan Yudi, kegiatan ini dilakukan terkait dengan terus tumbuhnya peminat dan pecinta batu akik, baik dari dalam kota Baturaja sendiri, maupun daerah luar Sumatera Selatan seperti Lampung dan sebagian dari Pulau Jawa.

Menurutnya, Kabupaten OKU umumnya memiliki potensi cendera mata dari batu akik.

Hampir di setiap wilayah Ogan Komering Ulu memiliki sumber daya alam yang menyimpan bahan baku batu akik.

"Kalau untuk batu biru Spritus dan Lapender sumber utamanya saat ini ada di Kecamatan Lengkiti, tapi untuk batu jenis Sunkis dan Fosil hampir setiap daerah ada, bahkan di dalam Kota Baturaja sendiri," katanya.

Namun sayangnya kata dia, sejauh ini pengrajin batu akik tersebut belum memiliki pangsa pasar yang jelas, sementara metode penjualan cendera mata masih menggunakan cara orang per orang.

Selain belum memiliki pangsa pasar tetap, harga jual kerajinan batu akik pun masih belum memiliki standar baku, sehingga harga jual masih bervariasi.

"Harga tidak stabil. Mengendalikan harga jual bukan hal yang mudah, tapi semakin menarik batu akik, tentu nilainya lebih tinggi," ujarnya.