"Kuta Art Chromatic" sambut Tahun Baru 2014

id kuta chromatic art, sambut tahun baru, tahun baru 2014, kuta, pameran seni rupa, perupa

"Kuta Art Chromatic" sambut Tahun Baru 2014

Ilustrasi (FOTO ANTARA /R. Rekotomo)

...Ratusan karya itu yang mendeskripsikan, memotret, atau merefleksikan situasi kondisi Kuta yang kini berkembang pesat sebagai daerah wisata...
Denpasar (ANTARA Sumsel) - Ratusan seniman dari berbagai latar belakang yang ikut menyukseskan "Kuta Art Chromatic" pada penghujung tahun 2013 sekaligus menyambut tahun baru 2014 menyuguhkan karya yang unik dan menarik.
        
"Ratusan karya itu yang mendeskripsikan, memotret, atau merefleksikan situasi kondisi Kuta yang kini berkembang pesat sebagai daerah wisata," kata kurator pameran tersebut Wayan Jengki Sunarta di Denpasar, Minggu.
        
Ia mengatakan bahwa pameran tersebut melibatkan 132 perupa berlangsung selama sebulan akan dibuka oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, Senin (30/12).
        
Fragmen-fragmen tersebut akan terus hidup dan berkembang manakala para perupa menarasikannya dengan cara yang berbeda-beda dan menyajikannya secara berkala.
        
Setiap karya sentuhan seniman asal Kuta maupun luar Kuta itu menampilkan kaya warna, wacana, kreatif, dan inovatif.
        
"Kuta mungkin tidak lagi bisa dirangkum dalam pengertian sebagaimana tempat-tempat lain yang mudah ditelusuri kerangka tradisionalnya secara utuh dan sebaliknya," ujar Wayan Jengki.
        
Ia mengingatkan bahwa Kuta tidak bisa dipahami dalam kerangka kontemporernya melulu karena keduanya berjalan beriringan dalam sisi mata uang yang sama.
        
Kuta, lanjut dia, berangkat dari budaya kampung dengan penuh tradisi, dan ke mana pun Kuta berkembang, kampung dan tradisinya tetap melekat dalam kesadaran, tata pergaulan, dan bahasa tubuh para penghuninya.
        
Kuta awalnya adalah sebuah kampung nelayan, sejak 1960-an berkembang menjadi industri wisata dan menjadi tempat persinggahan wisatawan mancanegara.
        
Menurut dia, riwayat itu bisa menjadi sebuah potret kecil dari perkembangan global di kemudian hari. Sebuah persentuhan berbagai penjuru dunia, membawa konsekuensi Kuta menjadi wilayah kosmopolitan.
        
"Kuta terlanjur dibaptis sebagai anak dunia global dengan segala kompleksitasnya, dan daerah itu kekinian menjadi bagian Bali yang mendunia," tutur Wayan Jengki.