Glamor Hollywood berpindah ke Tokyo selama festival film

id Festival Film Internasional Tokyo, hollywood di tokyo, Tom Hanks

Glamor Hollywood berpindah ke Tokyo selama festival film

Tom Hanks (Reuters)

Tokyo (Antara/CNA/AFP) -  Kemewahan Hollywood berpindah di ibu kota Jepang pekan ini ketika Tom Hanks, Robert de Niro dan Francis Ford Coppola tiba untuk salah satu festival film terbesar di Asia.

Hadiah utama disediakan sebesar 50.000 dolar AS akan diperebutkan di Festival Film Internasional Tokyo (TIFF), di mana film dari seluruh penjuru dunia akan bersaing untuk mendapatkan pengakuan.

Karya-karya dari Iran dan Georgia akan berada di antara mereka yang ditawarkan, bersama beberapa film buatan China yang telah mendominasi pada dua kompetisi.

Seksi film internasional akan memberikan penghargaan "Tokyo Sakura Grand Prix" disertai dengan cek senilai  50.000 dolar AS, sementara karya sutradara baru dari seksi "Best Asian Future Film Award" akan diarahkan untuk menampilkan film-film Asia dan Timur Tengah, menawarkan dompet berisi 10.000 dolar AS.

Sembilan hari acara festival ini dimulai pada Kamis dengan pemutaran film horor Hong Kong "Rigor Mortis" yang disutradarai oleh Juno Mak, yang ditampilkan dalam kompetisi penghargaan  "Asian Future".

Pasangan kelas berat AS ayah dan putrinya, Francis Coppola dan  Sofia Ford Coppola cenderung menjadi perimbangan besar bagi penonton, dengan film terbaru arahan Sofia "The Bling Ring" yang ditampilkan di bagian skrining khusus untuk film profil tinggi.

"Sejak TIFF pertama kali digelar pada tahun 1985, ... (itu ) telah menjadi platform untuk pembuat film muda berbakat guna memenangkan pengakuan internasional dan menemukan inspirasi," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan.

Pemenang sebelumnya termasuk Alejandro Gonzales Inarritu , yang dengan  filmnya, "Babel" memenangkan Prix de la Mise en Scene, (Best Director Award) di Cannes pada tahun 2006, dan Michel Hazanavicius, dengan film ,"The Artist" memenangkan lima Academy Awards pada tahun 2012.

Hakim ketua, sutradara China Chen Kaige, mengatakan dalam satu pesan video :"Kita semua memahami bahwa film yang baik memerlukan bakat bakat. Tanpa bakat tidak ada yang dapat dilakukan."

"Tetapi kadang-kadang aku merasa seperti ... ada sesuatu yang bahkan lebih penting daripada bakat, yang merupakan pemahaman pribadi yang unik dari dunia ini.

"Tetapi cukup aneh ... sebagian besar waktu kita hanya bisa menemukan jenis pemahaman yang unik dari dunia di era awal karir pembuat film. Jadi itu sebabnya kami ingin memberikan perhatian yang sangat dekat dengan karya sutradara muda,"katanya .

Penunjukan seorang China memimpin panel juri saat Jepang dan China berselisih atas kedaulatan rantai pulau di Laut China Timur, yang dikelola Tokyo dengan nama Senkaku, namun Beijing mengklaim sebagai Diaoyu.

Sengketa ini meletus pada September 2012 dan telah menghantam hubungan  politik dan bisnis, yang mengeluarkan biaya jutaan dolar karena kerugian dalam perdagangan.

Tahun lalu, 1.332 film dari 91 negara dan wilayah dinominasikan dalam kompetisi internasional, menurut penyelenggara.

Sorotan festival  sebelumnya  termasuk film Prancis "Untouchable", pemenang tahun 2011  Sakura Grand Prix.

Perkembangan ini kemudian memantapkan rekor dunia untuk kehadiran (penonton) film berbahasa Prancis dan menjadi hit yang telah berjalan lama di Jepang.

Festival film ini juga bertujuan untuk memperkenalkan film internasional profil tinggi yang belum dirilis di Jepang dan mempromosikan film independen Jepang untuk industri internasional.

Penerjemah: A. Krisna