Operasi pemisahan kembar siam terkendala alat bedah

id bayi kembar siam, operasi kembar siam,

Operasi pemisahan kembar siam terkendala alat bedah

Dokter spesialis anak sekaligus konsultan operasi pemisahan bayi kembar siam Rahma dan Rahmi dari RS dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA(K) menunjukkan foto dua bayi kembar siam yang gagal karena kelainan anatomi dan jantung. (Foto Antarasumsel.com/13

....Mudah-mudahan alat tersebut dapat dikirimkan pada Jumat malam ini sekitar pukul 21.00 WIB, jika tidak datang operasi terpaksa kami tunda....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Operasi pemisahan tubuh bayi kembar siam Rahma dan Rahmi dikhawatirkan tertunda karena terkendala alat bedah ortopedi yang tertinggal di dalam pesawat.

Dokter spesialis anak sekaligus konsultan operasi pemisahan bayi kembar siam Rahma dan Rahmi dari RS dr Soetomo, dr Agus Harianto SpA (K) mengemukakan di Palembang, Jumat, bahwa alat tersebut sangat dibutuhkan untuk operasih bedah Rahma dan Rahmi yang tercatat lahir pada 9 Maret 2013.

"Mudah-mudahan alat tersebut dapat dikirimkan pada Jumat malam ini sekitar pukul 21.00 WIB, jika tidak datang operasi terpaksa kami tunda," ungkap dia di hadapan tim dokter dan wartawan.

Ia menjelaskan, alat tersebut didatangkan dari Surabaya karena peralatan yang ada Rumah Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang tempat Rahma dan Rahmi dirawat saat ini masih kurang memadai.

Selain itu juga RSMH mendatangkan tim dokter ahli dari RS dr Soetomo yang berjumlah 23 orang untuk membantu penanganan pemisahan Rahma-Rahmi yang diperkirakan berlangsung selama 29 jam.

"Ada 23 orang dari RS dr Soetomo yang akan mendukung pemisahan yang ditangani 30 dokter dari RSMH," kata dia.

Operasi akan dimulai pada Sabtu subuh sekitar pukul 05.30 WIB  dan berlangsung tertutup bagi yang tidak berkepentingan.

Perihal kemungkinan yang akan terjadi, ia menjelaskan RS dr Soetomo sebagai konsultan RSMH yang telah menangani 53 kasus yang sama akan berusaha sebaik mungkin menangani kesehatan putri Lia Rusdiana tersebut.

Selama penanganan puluhan kasus tersebut RS dr. Soetomo hanya mengalami dua kali kegagalan pada tahun 1995 dan 2009.

"Itupun bayi tersebut tidak bisa dipisah karena mengalami kelainan pada anatomi dan jantung," ujar dia.