ANTARA relakan anggota direksi jadi Dirut PNRI

id hempi, antara, syaiful hadi

ANTARA relakan anggota direksi jadi Dirut PNRI

Direktur Komersial dan Teknologi Perum LKBN ANTARA, Hempi Nartomo Prajudi (FOTO ANTARA)

....Penetapan seorang direksi Antara di PNRI untuk mempermudah penyatuan kedua perusahaan itu....
Jakarta  (Antara Sumsel) - Direksi Perum LKBN Antara melepas dan mendukung anggotanya, Hempi N Prajudi, menjadi Dirut Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) menyusul penunjukkan dari Meneg BUMN Dahlan Iskan.

Dirut LKBN Antara Saiful Hadi saat lepas sambut dewan pengawas di Jakarta, Selasa, mengatakan meski kehilangan karena Hempi baru tiga bulan jadi Direksi Antara, tetapi ini adalah bentuk kepercayaan pemangku kepentingan pada insan Antara.

"Karena itu kita dukung saudara Hempi," kata Saiful.

Dahlan saat berkunjung ke Kantor LKBN Antara hari ini mengatakan Hempi yang saat ini menjadi Direktur Komersial dan Teknologi LKBN Antara akan menjadi Dirut PNRI.  

Untuk mempermudah proses akuisisi PNRI, kata Dahlan, seorang direksi Antara akan ditempatkan menjadi Dirut pada PNRI.

"Penetapan seorang direksi Antara di PNRI untuk mempermudah penyatuan kedua perusahaan itu," ujar Dahlan.

Saiful menjelaskan penunjukkan Hempi itu merupakan bentuk dukungan kepada pemangku kepentingan pada LKBN Antara, termasuk kepercayaan untuk turut mengelola Balai Pustaka.

Kepercayaan yang tinggi, kata Saiful, juga datang dari Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul yang memberikan kesempatan kepada Antara untuk mengelola stasiun TV digital yang akan terbagi dalam 15 wilayah siaran.

"Ini adalah peluang bagi LKBN Antara dengan syarat harus membuat anak perusahaan," kata Saiful.

Sebelumnya, ketika bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kepercayaan itu juga muncul. "Antara diminta untuk mengajukan lagi penyertaan modal negara untuk mempercepat laju bisnis kantor berita tersebut," kata Saiful.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi lampu hijau kepada Perum LKBN Antara untuk mengakuisisi PT Balai Pustaka dan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

"Penggabungan Antara dengan Balai Pustaka dan PNRI diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2013 ini," kata Dahlan.

Menurut Dahlan, dengan akuisisi tersebut maka Antara bisa mempunyai grup atau unit bisnis tersendiri sehingga ketergantungan terhadap dana "public service obligation" (PSO) bisa dikurangi atau dihilangkan sama sekali.

"Kita berharap Antara, termasuk BUMN lainnya yang selama ini menjalankan fungsi PSO tidak lagi mengandalkan dana tersebut. Harus ada terobosan bisnis baru," kata Dahlan.

Dia menambahkan, Balai Pustaka diakuisisi dengan mengalihkan aset yang bersifat "heritage" dan "non heritage" dialihkan kepada Antara, agar bisa keluar kesulitan berkompetisi dalam pasar yang semakin kompetitif.

Menurut Dahlan, untuk merealisasikan akuisisi tersebut terlebih dahulu Balai Pustaka menghilangkan posisi keuangan yang negatif saat ini dengan cara menjual aset untuk menutupi defisit.

Sementara itu, dengan mengakuisisi PNRI, maka Antara bisa mendapat dukungan keuangan dari bisnis komersial perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha percetakan ini.

"Ketika perekonomian negara sudah semakin maju yang ditandai dengan berkembangnya perusahaan swasta, maka PNRI tidak lagi dianggap strategis karena sudah bisa dilakukan oleh swasta," tegasnya.

Meski demikian, ujar mantan Dirut PLN ini, kondisi keuangan PNRI masih cukup bagus dalam kategori positif.

"PNRI sudah memiliki bisnis yang bagus, namun diharapkan bisa lebih berkembang lagi jika mendapat dukungan dari Antara," ujar Dahlan. (R017)