PKBI Lampung siapkan pelayanan ramah remaja

id pkbi, layanan kesehatan, ramah remaja

...Pelatihan itu bertujuan menyiapkan petugas untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi yang ramah remaja dan sesuai dengan hak dan keinginan para remaja itu...
Bandarlampung (Antara Sumsel) - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung memberikan pelatihan bagi para petugas pelayanan kesehatan yang ramah terhadap permasalahan dialami remaja di daerah ini.
        
Direktur Eksekutif PKBI Lampung Ir. Herdi Mansyah A.I.B., didampingi ketua panitia pelatihan Dwi Hafsah Handayani, Rachmat Cahya Aji, dan Muchlisoh, di Bandarlampung, Senin, menyebutkan sebanyak 20 petugas pelayanan kesehatan sejak Senin (18/2) sampai dengan Kamis (21/2) mengikuti "Training on Integrated Youth Friendly Services Provider".
        
Menurut Dwi Hafsah Handayani dari Sentra Kawula Muda (Skala) PKBI Lampung, pelatihan itu bertujuan untuk menyiapkan petugas untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi yang ramah remaja dan sesuai dengan hak dan keinginan para remaja itu.
        
"Selain itu, diharapkan pula para petugas kesehatan ini dapat melakukan konseling dan penyampaian informasi yang jelas, benar, dan tepat mengenai kesehatan seksual dan reproduksi remaja," ujar dia lagi.
        
Peserta yang mengikuti pelatihan itu, antara lain, dari tujuh puskesmas di Bandarlampung (Puskesmas Satelit, Simpur, Kedaton, Sukarame, Sumur Batu, Susunan Baru, dan Sukaraja) serta petugas pelayanan dari Klinik Ragom Kencana Skala PKBI Lampung dan Klinik VCT Tulip RSUD A Dadi Cokrodipo Bandarlampung.
        
Direktur Eksekutif PKBI Lampung Herdi Mansyah menjelaskan bahwa kelompok usia remaja dan orang muda (adolescence and youth) usia 10--24 tahun mencapai 27 persen (tahun 2010) dari seluruh penduduk Indonesia, merupakan modal utama sumber daya manusia dalam pembangunan negeri ini ke depan.
        
"Remaja yang berkualitas akan memegang peranan penting dalam mencapai keberlangsungan dan keberhasilan pembangunan," ujar dia.
        
Padahal para remaja itu dalam perkembangannya harus beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis yang dialaminya, dan dalam upaya mencari identitas diri, remaja itu berisiko untuk terlibat pada perilaku yang membahayakan kesehatan dan masa depannya, kata Herdi pula.
        
Arus globalisasi dan tuntutan pada remaja dan kaum muda itu untuk memperpanjang masa abstinensinya agar meraih pendidikan yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih baik, menurut Herdi, dapat meningkatkan pula masalah kesehatan seksual dan reproduksi remaja (KSRR) yang dapat terjadi dan dialami mereka.
        
"Masalah itu dapat berdampak tidak hanya secara fisik, tapi juga psikis maupun dalam kehidupan sosial para remaja dan kaum muda tersebut," kata dia lagi.
        
Sejumlah permasalahan kaum remaja itu, ujar dia, antara lain, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), penyakit akibat hubungan seksual (HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual-IMS), dan aborsi, penyalahgunaan narkoba (narkotika dan zat adiktif lain seperti alkohol dan rokok).
        
Permasalahan itu, ujar Herdi, perlu ditanggulangi dengan baik agar masa depan remaja tersebut menjadi baik dan akan menopang pula bagi masa depan bangsa ini.
        
Salah satu penyebab permasalahan dialami remaja itu adalah kekurangan pengetahuan yang jelas, benar, dan tepat mengenai informasi hak seksual dan reproduksi serta tidak mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi remaja, kata dia lagi.
        
Oleh karena itu, perlu meningkatkan akses dan kualitas program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang sudah ada, serta meningkatkan kemampuan petugas dalam memberikan informasi kesehatan remaja, pelayanan konseling, dan pelayanan kesehatan seksual, serta reproduksi lainnya.
        
PKBI Lampung bergabung dalam Aliansi Satu Visi, aliansi berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berpartisipasi dalam memberikan pelayanan dan edukasi terkait KSRR pada remaja dan bergerak dalam meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi remaja berbasis hak (Sexual Reproductive Health Right) serta mencegah dan mengatasi kekerasan berbasis jender (Gender Based Violence).
        
Salah satu misi aliansi itu adalah meningkatkan akses pelayanan seksualitas yang komprehensif (Comprehensive Sexuality for Service).
(B014)