Menteri Kelautan terapkan Iptek dalam "blue economy"

id menteri kelautan, kelautan, ekonomi biru

Menteri Kelautan terapkan Iptek dalam "blue economy"

Sharif C Sutardjo (FOTO ANTARA)

...Penerapan konsep ekonomi biru membutuhkan dukungan pengetahuan dan teknologi `cutting-edge innovations` yang tidak hanya mampu memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan...
Jakarta (ANTARA Sumsel) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengemukakan, pihaknya menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang tepat dalam mengembangkan konsep ekonomi biru (blue economy).

"Penerapan konsep ekonomi biru membutuhkan dukungan pengetahuan dan teknologi `cutting-edge innovations` yang tidak hanya mampu memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan tetapi lebih nyata dalam menerapkan inovasi terkait sistem produksi bersih tanpa limbah," kata Sharif Cicip Sutardjo, Senin.

Karenanya, menurut Sharif, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong kalangan perguruan tinggi untuk bermitra dengan pemerintah dan swasta dalam mengembangkan inovasi, riset dan teknologi guna menguak peluang dan potensi di dalam kegiatan ekonomi berkelanjutan yang bertumpu pada sektor perikanan.

Ia berpendapat, pusat-pusat pendidikan ilmu pengetahuan sebagai sumber inovasi dan inspirasi "center of excellence" (pusat kecemerlangan) berperan sangat penting dalam memperluas dan memperdalam riset dalam mengembangkan paradigma "blue economy".

"Sektor pendidikan sangat sentral tidak hanya dalam konteks membangun sumber daya manusia berkualitas, tetapi sekaligus ikut serta di dalam pembangunan inklusif," katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan mencontohkan, teknologi yang dikembangkan antara lain adalah hasil adopsi teknik yang digunakan paus dan lumba-lumba dalam "menjaring" mangsa secara efektif dengan gelembung udara.

Selain itu, ujar dia, dikembangkan pula teknologi kapal nelayan yang bebas bahan bakar fosil, sumber energi di dapat dari penggunaan layar yang sekaligus berfungsi sebagai double-sided solar panel dan arus laut.

Di sisi lain, terintegrasinya kegiatan usaha antara budidaya udang, benih udang, mangrove, makanan ternak, usaha peternakan, kotoran ternak, lalat, saliva, farmasi, dan rumput laut.

"Masing-masing dari produk tersebut mampu meningkatkan `revenue` (pendapatan) secara signifikan sekaligus membuka kesempatan kerja masyarakat lokal," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, konsep "blue economy" tidaklah hanya bersandarkan kepada sektor kelautan dan perikanan semata-mata tetapi juga terintegrasi utuh dengan sektor lainnya.

"Blue economy bukanlah ekonomi yang bersandarkan pada kelautan semata, tetapi dapat memberikan jaminan bahwa suatu pembangunan yang dijalankan tidak hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi namun juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja sekaligus menjamin terjadinya keberlanjutan," kata Sharif Cicip Sutardjo, Jumat.

Menurut dia, paradigma "blue economy" merupakan sebuah model ekonomi baru dengan menggunakan logika ekosistem dalam menjalankan pembangunan kelautan dan perikanan sehingga dapat diterapkan pula di sektor lainnya untuk mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara efisien dan tidak merusak lingkungan.
(ANT)