Tarian Indonesia pukau gunung Mont Blanc

id Grup tari Prasetya Mulya dari Universitas Trisakti

Tarian Indonesia pukau gunung Mont Blanc

Grup tari Prasetya Mulya dari Universitas Trisakti dalam Festival Kebudayaan Rakyat Internasional (Folklorique d'Octodure/FIFO) di Kota Martigny, Swiss (FOTO ANTARA)

London (ANTARA Sumsel) - Grup tari Prasetya Mulya dari Universitas Trisakti yang berpartisisi dalam Festival Kebudayaan Rakyat Internasional (Folklorique d'Octodure/FIFO) di Kota Martigny, Swiss, belum lama ini, berhasil memukau ratusan pengunjung.  

Festival itu antara lain bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi, kata Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah, kepada ANTARA London, Senin.

Tari-tarian yang dinamis dari berbagai daerah di Indonesia seperti Tari Piring dari Sumatra Barat, Tari Tifa dari Papua, Tari Soya-soya dari Maluku, Tari Lontar dari NTT, dan Tari Saman dari Aceh, katanya, memukau penonton yang berada di daerah wisata ski Swiss tersebut.

Festival kebudayaan internasional tahunan itu diselenggarakan  pada permulaan Agustus di Kota Martigny yang berada di kaki pegunungan Alpen, dan diikuti 11 negara.

Penyelenggaran Festival tahun ini agak lain dari biasanya karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga semakin menambah rasa persaudaraan di antara peserta yang datang dari beberapa negara, Indonesia, Prancis, Rusia, Venezuela, Bulgaria, Spanyol, Estonia, Madagaskar, Puerto Rico, dan Macedonia.

Wajah Indonesia ditampilkan melalui kedinamisan aneka tarian dari berbagai daerah, Tari Tifa dari Papua, Nandak Ganjen dari Jakarta, Tari Lontar dari NTT, Tari Piring dari Sumbar, Tari Glipang dari Jawa Timur, Tari Soya-Soya dari Maluku, dan Tari Saman dari Aceh.

Pujian kagum penonton tergambar dari tepuk tangan yang berkepanjangan setiap selesai pergelaran tarian Indonesia, terutama tari Tifa dari Papua.

Selain tampil pada acara gala, Prasety Mulya juga tampil di acara pawai keliling Kota Martigny, lengkap dengan pakaian tarian, sehingga membuat penonton tertarik untuk menanyakan tentang keragaman budaya Indonesia itu.

Masyarakat di kaki gunung Mont Blanc terpukau dengan bahasa tangan dan gerakan dalam tari-tarian Indonesia yang diperagakan, yang juga menggambarkan tentang kehidupan yang dinamis, di antara suku di Indonesia, serta menggambarkan indahnya budaya bangsa yang menjadi warisan dunia.

Penari dari Prasetya Mulya dan Universitas Trisakti yang juga pernah tampil di berbagai festival di Jepang, Thailand, Singapur dan Ukraina, terpilih untuk tampil melalui seleksi yang dilakukan panitia Le Festival de Confolens, sebuah festival tarian dan musik rakyat di Prancis.

Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo, menyebutkan, tampilnya Prasetya Mulya Universitas Trisakti sebagai wakil Indonesia bahkan wakil Asia dalam festival ini patut dibanggakan.

Kualitas kesenian yang ditampilkan benar benar tinggi dan keanekaragaman tarian mencerminkan keharmonisan aneka budaya Indonesia senafas dengan tujuan panitia festival yang mencerminkan perdamaian dan persaudaraan tanpa batas ras dan agama.
(ANT/H-ZG/H-KWR)