Penyebaran flu burung berpotensi di Lampung

id flu burung, avian influenza, flu burung berpotensi tinggi di lampung

....Provinsi Lampung secara keseluruhan perlu mendapatkan perhatian serius terhadap penanganan penyebaran virus pada unggas itu....
Bandarlampung  (ANTARA Sumsel) - Provinsi Lampung berpotensi tinggi terjadi penyebaran virus Avian Influenza pada unggas yang dapat membahayakan manusia sebagai penyebab flu burung.

"Provinsi Lampung secara keseluruhan perlu mendapatkan perhatian serius terhadap penanganan penyebaran virus pada unggas itu, karena merupakan pintu gerbang penghubung Pulau Jawa dan Sumatera," kata Koordinator Local Disease Control Centre (LDCC) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, dr H Okto TP, di Bandarlampung, Jumat.

Virus Avian Influenza (AI) itu, menurut dia, berawal dari unggas, dan jika termodifikasi pada manusia akan menimbulkan varian baru yang sangat membahayakan manusia, bahkan bisa terjadi pandemi.

Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung sampai bulan Juni 2012 telah terjadi tiga kasus penyebaran virus tersebut pada unggas, sehingga setiap hewan unggas yang terinfeksi virus itu langsung menyebabkan kematian mendadak.

"Penyebaran virus AI itu terjadi di Metro satu kali, dan Lampung Selatan dua kali," ujar dia lagi.

Secara keseluruhan, kata dia, penyebaran virus AI pada unggas terus mengalami penurunan secara signifikan, namun kondisi tersebut harus tetap diwaspadai.

Apalagi, sebelumnya Lampung pernah mengalami kasus penyebaran virus itu yang sangat tinggi pada tahun 2010 mencapai 115 kasus, ujar Okto pula.

Menurut dia, keberadaan tim DLCC sangat penting untuk mencegah penyebaran virus itu.

Tim tersebut tersebar di beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Lampung, dan dapat bergerak secara cepat berdasarkan pengaduan dari masyarakat jika menemukan ternak unggasnya mengalami kejadian yang tidak biasa.

"Kami melakukan observasi, pencegahan, dan pelaporan terhadap perkembangan penyebaran virus itu pada unggas, agar tidak sampai terjadi penyebaran yang lebih luas lagi," ujar dia.

Secara keseluruhan, kata dia, unggas yang beredar di pasaran masuk dalam katagori aman konsumsi karena upaya penanggulangan penyebaran virus terhadap hewan ternak utamanya unggas telah melalui vaksinasi sehingga unggas memiliki daya kekebalan tubuh yang baik.

Namun dia mengakui, keberadaan LDCC itu masih kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah setempat.

Karena itu, tim tersebut beberapa hari lalu menggelar rapat membahas tentang pembiayaan operasional tim yang sebelumnya ditanggung secara penuh oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Untuk keberlanjutan operasional LDCC sepenuhnya dibiayai WHO, dan pada saatnya pemerintah harus segera mengambil alihnya, sehingga perlu dibahas langkah-langkah konkret selanjutnya," ujar Okto. (ANT)