Pengusaha songket pekerjakan warga sekitar

id songket, kain songket produksi khas palembang

Pengusaha songket pekerjakan warga sekitar

Kain songket khas produksi Palembang (FOTO Antarasumsel.com/Nila Fu'adi)

....Pengrajin mengerjakan yang pengusaha minta karena ada motif-motif tersendiri saat ini yang sedang diminati....
Palembang  (ANTARA Sumsel) - Sejumlah pengusaha songket pada sejumlah kawasan sentra produksi di Palembang, umumnya mempekerjakan warga sekitar karena memiliki kedekatan secara emosional.

Pengusaha di kawasan Tangga Buntung Hasan Basri, di Palembang, Kamis mengatakan umumnya songket itu dikerjakan di rumah warga.

"Warga sekitar bisa membuat songket karena pekerjaan turun-temurun, mengerjakan  di rumahnya masing-masing setelah selesai baru diserahkan ke kami," katanya.

Semula ia menyediakan ruangan untuk para pengrajin membuat songket di toko tempatnya berdagang, namun
akhirnya memilih beralih ke rumah sendiri karena ingin lebih santai.

"Sebagian ada yang sudah berkeluarga jadi memilih mengerjakan di rumah sendiri dibandingkan di toko," ujarnya.

Arifin, pengusaha lainnya, mengatakan kain yang diserahkan para pengrajin itu umumnya pesanan.

"Pengrajin mengerjakan yang pengusaha minta karena ada motif-motif tersendiri saat ini yang sedang diminati," katanya.

Selembar kain beserta selendang akan dikerjakan dalam tempo dua pekan atau paling cepat 10 hari.

"Bermodalkan benang dengan harga Rp3 juta, para pengrajin bisa membuat sepuluh lembar kain songket. Itu untuk jenis songket yang standar harganya, jika ingin lebih baik lagi tentunya memakai benang mahal," ujarnya.

Sementara ini, jenis songket yang cukup digemari yakni motif ampera Rp500 ribu, songket bintang rantai Rp2,5 juta, songket kristal prancis Rp5 juta, songket cantik manis Rp7 juta per lembar.

Selain jenis songket terdapat kain bermotif songket buatan pabrik yang juga digemari konsumen sejak setahun terakhir atau setelah perhelatan SEA Games tahun 2011 di Palembang.

"Harga kain songket relatif mahal kisaran Rp1 juta ke atas, sementara satu lembar kain tiruan hanya  Rp80 ribu per lembar. Ini menjadi salah satu alternatif," ujarnya.

Kain khas Sumsel itu dibuat dengan menggunakan sebuah alat tenun berbahan dari benang emas.

"Tidak banyak yang memahami kualitas dari kain songket karena umumnya pendatang hanya ingin membawa buah tangan. Namun bagi yang mengerti, tentunya sebagai pengrajin harus memberikan penjelasan sebenar-benarnya," ujarnya.(Dolly)