UNJA tak terima calon mahasiswa bertato

id Unja, mahasiswa, universitas jambi

UNJA tak terima calon mahasiswa bertato

Universitas Jambi (Foto Antara)

....Salah satu persyaratan untuk menjadi mahasiswa Prodi Porkes FKIP Unja adalah sehat fisik dan mental serta tidak bertato....
Jambi (ANTARA Sumsel) - Pengelola Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Jambi menyatakan pada tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru semestar ganjil 2012 berlangsung ketat, termasuk ketegasan menolak calon mahasiswa yang bertato.

"Salah satu persyaratan untuk menjadi mahasiswa Prodi Porkes FKIP Unja adalah sehat fisik dan mental serta tidak bertato," kata Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (Porkes) FKIP Universitas Jambi (Unja) Sukendro di Jambi, Sabtu (16/6).

Persyaratan tersebut, menurut dia, mutlak dipatuhi calon mahasiswa bidang Porkes yang jumlahnya mencapai 510 peserta tes, karena Porkes Unja adalah Program Studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang artinya mahasiswanya disiapkan untuk menjadi guru setelah menyelesaikan studi.

"Ya harus bersih dari tato, karena mereka adalah calon para guru, adalah tidak lucu kalau guru bertato. Meskipun nanti mungkin diantara mereka ada yang memilih berprofesi menjadi atlet profesional, tapi tetap saja jalur studi  dipilihnya saat ini adalah FKIP," kata dia.

Tes kesehatan fisik, kata dia, adalah salah satu tes khusus yang diperuntukkan calon mahasiswa Prodi Porkes, dimana tes tersebut meliputi lima aspek yakni lari sprint 60 m putra/putri yang bertujuan untuk mengukur kecepatan, lalu tes Sit-Up selama 60 detik bertujuan mengukur kekuatan otot perut.

"Selanjutnya tes Fertical-Jump atau lompat tinggi tanpa awalan yang tujuannya  mengukur kekuatan kaki, dilanjutkan tes Pul-Up 60 detik  putra/putri guna mengukur kekuatan lengan, dan terakhir lari jarak menengah 1.000 hingga 1.200 meter guna mengukur kerja paru-paru," kata dia.

Menurut dia, bentuk tes itu penting dilakukan guna mempersiapkan mahasiswa  benar-benar siap menjalani berbagai bentuk praktik dan pelatihan olahraga yang nantinya  dijalani dalam masa studinya.

"Kita semua tentu tidak mau pada proses pendidikan nanti yang bisa saja berlangsung sampai 4 hingga 5 tahun justeru mengalami masalah ketahanan dan kesiapan fisik, hal itu tentu akan berpengaruh terhadap model studinya," kata dia.(Ant)