Bocah penderita tumor wajah perlu bantuan operasi

id bocah, tumor

Bocah penderita tumor wajah perlu bantuan operasi

Dimas (7), warga Komplek Bukit Sejahtera Indah Blok C2 No.14, Bukit Baru, Palembang, Jumat (2/3), yang menderita tumor di wajahnya sejak berusia lima bulan, hingga kini belum mendapatkan pengobatan yang memadai. (FOTO ANTARA/Ansyor/12)

...Dokter RSMH menyarankan agar Dimas dioperasi di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta...
Palembang, (ANTARA News) - Dimas, bocah berusia tujuh tahun yang menderita tumor di wajahnya sejak berusia lima bulan, warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, memerlukan bantuan berbagai pihak untuk dapat mengoperasi penyakitnya.

"Hingga kini Dimas belum mendapatkan pengobatan yang memadai," kata ibunya, Titin (29), didampingi ayahnya, Dicky (30), kepada ANTARA Biro Sumsel, di rumah tinggalnya yang mengontrak di Komplek Bukit Sejahtera Indah Blok C2 No.14 Bukit Baru, Palembang, Jumat.

Menurut dia, Dimas baru menjalani operasi sebanyak dua kali di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Muhammad Hoesin (RSHM) Palembang, tetapi belum terlihat hasil yang memuaskan.

"Dokter RSMH menyarankan agar Dimas dioperasi di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta," ujar Titin.

Dirinya mengakui sejak operasi kedua pada tahun 2008 lalu, belum mempunyai dana untuk membawa Dimas ke Jakarta.

Salah seorang relawan yang melakukan penggalangan dana untuk Dimas, Rendi, mengakui bahwa hingga kini belum ada donatur yang mau membantu pengobatan bocah penderita tumor di wajah itu.

"Kami sangat berharap ada pihak yang mau berbaik hati untuk menyumbang bagi kesembuhan Dimas," kata dia.

Lebih lanjut Titin mengakui bahwa pemerintah daerah setempat juga belum memberi perhatian khusus kepada Dimas.

"Pernah ada pejabat yang datang ke rumah, tapi hanya memberi janji dan hingga kini belum memberi pertolongan yang sangat kami perlukan," kata dia lagi.

Keluarga Dimas yang menyewa rumah di Komplek Bukit Sejahtera Indah Blok C2 No.14 Bukit Baru, Palembang itu berharap Dimas dapat beraktivitas seperti anak-anak seusianya, setelah bisa menjalani operasi dan pengobatan sebagaimana mestinya.

Menurut Titin, selama ini Dimas dikucilkan karena penyakit yang dideritanya itu.

"Padahal Dimas merupakan seorang anak yang aktif dan sangat bersemangat untuk terus bersekolah," ujar dia pula.

Keluarga Dimas mengharapkan bantuan dari pemerintah dan para donatur yang bersedia menolong mereka, termasuk kemungkinan Pemerintah Provinsi Sumsel maupun Pemkot Palembang mengulurkan bantuan yang mereka perlukan.

Rendi, relawan mahasiswa yang membantu menggalang dana bersama sejumlah mahasiswa lainnya, juga mempertanyakan realisasi program pengobatan gratis yang didengungkan di daerahnya, seharusnya dapat memberikan akses bagi Dimas untuk mendapatkan dukungan pengobatan sebagaimana mestinya.

Karena itu, mereka mempertanyakan kebenaran program yang menjadi salah satu unggulan di daerahnya itu, kenapa hingga kini belum bisa menyentuh Dimas dan membantunya. (ANT-Ansyor/*BSB)