Tambang emas peninggalan Belanda ditemukan di Pagaralam

id tambang emas,peninggalan belanda, pagaralam

Pagaralam, Sumsel, (ANTARA News) - Warga Dusun Jambatakar, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam di Sumatera Selatan, Selasa menemukan terowongan tambang emas peninggalan zaman Belanda, diperkirakan memiliki panjang satu hingga tiga kilometer.

Lokasi terowongan sebesar ukuran drum minyak itu, diketahui berada di sekitar tempat penemuan emas di Bukit Kayu Manis, kondisinya sudah dipenuhi semak belukar dan jarak pandang terbatas kerena kabut meskipun menggunakan senter.

Pintu masuk ke dalam terowongan itu berdiameter 50 centimeter sehingga sulit masuk kecuali ukuran badan kecil, namun sekitar satu meter dari pintu lubang tersebut kondisinya mulai meluas dan bahkan dapat masuk dua orang.

Terowongan ini menghubungkan antara dua daerah, yaitu Dusun Jambatakar, Kelurahan Ujanmas, dengan Dusun Cawangbaru, Kelurahan Rebah Tinggi, Kecamatan Dempo Utara.

"Terowongan itu sepertinya dibuat tangan manusia bukan terbentuk dengan sendirinya, karena pada dinding mirip seperti bekas pahatan dan cangkulan kapak dan besi," kata Afan, tokoh masyarakat setempat.

Menurut dia, kalau melihat keadaan terowongan itu ternyata ruangan di dalam justru lebih luas, diperkirakan lebarnya mencapai satu meter dan tinggi dua meter.

"Jika dihubungkan dengan penambangan dan penemuan bukit memiliki kandungan emas, tentunya penemuan terowongan ini memiliki kaitan karena berdasarkan cerita nenek moyang kami, orang Belanda sudah pernah melakukan penambangan di daerah tersebut," ujar dia.

Ia menyatakan, jalur pembuatan terowongan juga mengarah kepada jalur yang diduga kuat urat bukit yang banyak memiliki kandungan logam mulia itu.

Kondisi bebatuan, tanah dan penemuan bongkahan batu mengandung pirit juga terdapat di beberapa titik, seperti Kelurahan Muarasiban, Ujanmas, Rebahtinggi, Kecamatan Dempo Utara.

Kemudian memanjang menelusuri bukit hingga ke daerah Dusun Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Tengah, kata dia lagi.

Wajar, kata Afan, semua daerah tersebut memiliki satu jalur dan dihubungkan dengan perbukitan yang sama.

"Kami juga merasa curiga dengan kedatangan sejumlah wisatawan asing, seperti dari Belanda dan Jepang, ingin meneliti alam Bukit Kayu Manis," ujar dia.

Afan mengatakan, kejadian yang sama di lokasi penambangan emas di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, warga setempat juga pernah menemukan terowongan saat menggali lubang tambang dan kondisinya mirip dengan di Pagaralam.

Warga setempat, Dedy, menjelaskan bahwa kondisi alam dan bebatuan di daerah Bukit Kayu manis, hampir sama dengan Kota Lubuk Linggau tempat penambangan emas di Sumsel.

"Namun kalau di Pagaralam masih butuh penelitian untuk mendeteksi daerah jalur urat yang banyak terdapat kandungan emas. Kita sudah mengambil beberapa sampel batu untuk diteliti dan diukur kandungan logam mulia tersebut," ujar dia.

Wakil Wali Kota Pagaralam, Ida Fitriati mengingatkan, perlu hati-hati dalam mengelola alam meskipun banyak mengandung sumber daya alam termasuk emas dan minyak bumi, karena kota itu berada di daerah hutan sebagai paru-paru dunia.

"Kita sudah melakukan beberapa pengkajian dan penelitian di beberapa kecamatan, memang ada kandungan batu bara, minyak bumi, emas dan termasuk sumber panas bumi," ujar dia.

Sekarang, kata Ida Fitriati, perlu pengkajian lebih dalam terhadap pengelolaan SDA tadi, kalau lebih besar dampaknya lebih baik tidak dieksplorasi maupun eksploitasi. (ANT-127)