Atletik Sumsel bertekad raih prestasi PON 2012

id rais prestasi, pon

Palembang, (ANTARA News) - Pelatih Sumatera Selatan Mursidi bertekad membawa Dekker Ariandes meraih prestasi puncak pada PON XVIII di Riau tahun 2012, setelah terjadi kekosongan prestasi nomor lari jarak menengah sejak beberapa dekade terakhir.

"Selama ini, Sumsel selalu dikenal dengan lari jarak jauh atau maraton atas nama Jauhari Johan. Itulah yang memotivasi saya untuk menelurkan atlet berprestasi pada nomor berbeda," ujar Mursidi di Palembang, Rabu.

Menurut dia, peluang Dekker (pelari jarak 800 meter) untuk meraih medali pada PON mendatang sangat terbuka karena menjadi atlet pelapis (cadangan) pada SEA Games XXVI lalu.

Dekker juga secara catatan waktu tidak terlalu berbeda dengan atlet nasional lainnya, dan sempat menjuarai event skala internasional tingkat junior.

"Dekker memang tidak masuk tim inti, tapi bukan berarti kualitasnya dibawah. Jika dilatih secara intensif dalam beberapa bulan menjelang PON Riau, saya yakin dia bisa memberikan sebuah kejutan. Mekipun, saya belum berani bicara emas," ujar dia.

Menurut dia, sudah saatnya Sumsel melakukan regenerasi atlet, karena sejumlah atlet senior seperti Jauhari Johan telah memasuki usia pensiun. Pada cabang olahraga atletik, usia atlet akan sangat menentukan terutama untuk nomor lari jarak pendek hingga menengah.

"Seperti Jauhari, bisa jadi PON nanti menjadi yang terakhir buat dia. Jika tidak disiapkan dari sekarang, maka dikhawatirkan sumbangan medali dari atletik pada ajang PON mendatang akan berkurang," kata dia.

Dia mengingatkan kepada Pengprov PASI Sumsel untuk segera mendata dan menyiapkan atlet-atlet muda untuk disiapkan pada PON tahun 2016.

"Untuk PON tahun 2012 memang Sumsel masih mengandalkan atlet senior, tapi pada PON tahun 2016 nanti tidak bisa lagi. Jika tidak, bisa jadi torehan dua emas pada PON Kaltim akan merosot jauh," ujar dia.

Sementara, dirinya akan berupaya mempersiapkan Dekker tampil maksimal pada ajang PON mendatang berdasarkan pengetahuan yang didapat dalam pelatihan di Malente, Jerman, 30 November-12 Desember 2011.

"Banyak ilmu yang saya dapat, dan rasanya akan diterapkan semua. Tapi, saya harus menyadari terjadi perbedaan signifikan antara atlet Jerman dan atlet Indonesia, tentunya tidak dapat langsung diterapkan seratus persen," ujar dia.

Mursidi menjadi satu dari 11 pelatih yang mendapatkan kesempatan belajar metode latihan jarak menengah di Jerman.

Sebelumnya, Sumsel telah memiliki Abdul Kadir yang juga mendapatkan pelatihan serupa pada tahun 2010.
(ANT-039)