Jakarta (ANTARA) - Ahli penyakit dalam Dr. dr. Birry Karim Sp. PD., KKV. menyarankan pelari mendeteksi masalah jantung lebih awal (seperti plak), sehingga risiko munculnya alarm tubuh yang fatal (seperti nyeri dada atau kolaps) saat berlari dapat diminimalisasi.

Kepala Departemen Kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menjelaskan bahwa bagi individu yang berusia di atas 40 tahun, pemeriksaan kesehatan sebelum berolahraga intensif mestinya wajib menjadi kebiasaan diri.

"Begitu masuk usia di atas 40 tahun, kita harus membiasakan diri... merujuk slogan World Heart Day itu kan knowing your number. Knowing your number itu artinya kolesterolnya berapa, gula darah, dan tensinya," kata Birry saat mengisi materi seminar kesehatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, Selasa.

Birry Karim juga menekankan pentingnya kesadaran pelari mengenai status kesehatan tubuhnya lebih lanjut.


​"Yang paling penting adalah tidak hanya knowing your number, tapi juga knowing your body, jadi kita harus cek. Misalnya hal simpel seperti treadmill test, atau bahkan heart CT [Scan]," kata dia.

Uji Treadmill (Treadmill Test) dilakukan untuk melihat performa jantung saat beraktivitas.

CT Scan jantung dilakukan untuk mengetahui status pembuluh darah koroner dan memastikan tidak ada penumpukan plak yang signifikan.

Dokter menambahkan juga tes Calcium Score untuk mengukur tingkat penumpukan plak. Skor nol (0) idealnya menunjukkan tingkat aman untuk lari jarak jauh.

Dr. dr. Birry Karim menekankan bahwa persiapan kesehatan adalah tanggung jawab masing-masing individu.

Dengan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kesehatan dan status tubuh masing-masing, ia berharap kejadian seperti dalam ajang "trail run" Siksorogo 2025, yang dua pesertanya meninggal karena serangan jantung, tidak kembali terulang.

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pelari disarankan deteksi masalah jantung lebih awal

Pewarta : Abdu Faisal
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2025