Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Palembang mencatat kebutuhan darah pasien rumah sakit (RS) milik pemerintah dan swasta di Ibu kota Sumatera Selatan itu mencapai 7.000 kantong per bulan.
"Kebutuhan darah tersebut, sebagian dipenuhi dari pendonor sukarela atau stok yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) dan sebagian lagi dari pendonor yang diusahakan keluarga pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang dr Fenty Aprina, di Palembang, Jumat.
Dia menjelaskan, melihat tingginya permintaan darah dari pasien rumah sakit setiap bulannya, pihaknya menggalakkan kegiatan donor darah massal.
"Kami mengajak organisasi sosial kemasyarakatan (ormas), komunitas, lembaga swasta dan pemerintah di kota ini untuk rutin melakukan kegiatan donor darah massal di lingkungan kerjanya guna meningkatkan stok darah PMI," ujarnya.
Menurut dia, donor darah massal yang dilakukan oleh ormas, komunitas, lembaga atau suatu instansi, baik swasta maupun pemerintah yang telah berjalan selama ini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan stok di bank darah PMI.
Melihat besarnya kontribusi kegiatan donor darah massal dalam memenuhi kebutuhan darah pasien rumah sakit, pihaknya menggalakkan kegiatan sosialisasi malalui puskesmas yang tersebar di 18 wilayah kecamatan untuk memotivasi masyarakat menjadi pendonor sukarela, jelas Kadinkes dr Fenty.
Sementara Ketua PMI Cabang Palembang Dewi Sastrani mengatakan pihaknya mengajak semua pihak dan lapisan masyarakat melakukan kegiatan donor darah massal.
Jika rata-rata per hari ada satu kali saja kegiatan donor darah massal di kota ini dengan peserta minimal 100 orang, dalam satu bulan bisa diperoleh tambahan stok darah 3.000 kantong.
"Melihat banyaknya tambahan stok darah dari kegiatan donor darah massal itu, kami berupaya lebih gencar lagi melakukan pendekatan mengajak masyarakat, pimpinan lembaga atau instansi pemerintah/swasta melakukan kegiatan donor darah massal, sehingga stok darah tersedia cukup, sesuai kebutuhan sekitar 7.000 kantong per bulan," ujar Ketua PMI Palembang.