Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Dermatologi & Venerologi DR. Dr. Muji Iswanty ,SH,MH,SpDVE,Subsp.Ven,M.Kes,C.Med, FINSDV,FISQua mengingatkan potensi bahaya terapi perawatan kecantikan dermaroller dan merkuri dalam kosmetik apabila digunakan bukan oleh tenaga profesional.

"Yang mengkhawatirkan adalah praktik-praktik dan bahan ini digunakan oleh orang yang tidak memiliki kompetensi. Ini semua ada standar pelaksanaan kegiatan kesehatan estetik," kata Muji dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Muji menyampaikan, masyarakat perlu memahami segala sesuatu sebelum mulai menggunakan, khususnya kosmetik.

Ia menjelaskan, kosmetik adalah produk yang digunakan untuk membersihkan, memelihara, atau mempercantik bagian tubuh.


Produk-produk ini beragam mulai dari krim wajah, lipstick, hingga deodorant, yang tujuannya untuk memperbaiki penampilan atau menutupi kekurangan tubuh.

Namun demikian, saat ini banyak orang yang beralih ke perawatan yang lebih intensif, seperti dermaroller, tanpa memahami potensi bahaya yang mungkin menyertainya.

Salah satu prosedur yang sedang populer adalah penggunaan dermaroller, alat kecil dengan jarum-jarum halus yang digunakan untuk merangsang produksi kolagen pada kulit, terutama bagi mereka yang memiliki bekas jerawat (scar acne).

Meskipun dermaroller dapat memberikan hasil yang baik untuk masalah kulit tertentu, prosedur ini sebaiknya hanya dilakukan oleh dokter spesialis kulit, bukan oleh orang yang tidak berkompeten.

 

"Penggunaan alat ini dengan tidak tepat dapat menyebabkan infeksi atau kerusakan pada kulit. Ditambah penggunaan produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri dan hidroquinone dalam krim pemutih," katanya.

Lebih lanjut pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut menyampaikan, banyak produk ilegal yang mengklaim dapat memutihkan kulit dengan cepat, namun kandungan merkuri yang ada di dalamnya sangat berbahaya.

Merkuri adalah logam berat yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada ginjal, sistem saraf, hingga gangguan hormonal.

Selain itu, penggunaan merkuri secara berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi lebih gelap, alergi, bahkan menyebabkan gangguan mental.

Kandungan ini banyak ditemukan dalam produk kosmetik abal-abal yang dijual dengan harga murah dan hasil instan.

Diketahui, pihak Badan POM dan kepolisian telah melakukan penindakan terhadap pengusaha-pengusaha yang memproduksi kosmetik mengandung merkuri.

Misalnya, di Sulawesi Selatan, sejumlah produk kecantikan terbukti mengandung merkuri setelah melalui pengujian oleh Balai POM.

Ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran masyarakat untuk memeriksa keaslian dan izin edar produk kecantikan yang digunakan.

Ia mengungkapkan, masyarakat juga harus berhati-hati dengan produk kosmetik yang tidak memiliki label BPOM, memiliki bau yang menyengat, atau kemasan yang tidak rapi.

Menurut dia, meski beberapa produk terlihat menjanjikan hasil yang cepat, masyarakat harus selalu ingat bahwa kecantikan yang sehat membutuhkan perawatan yang benar dan aman.

Untuk itu, sangat penting untuk memeriksa apakah produk kecantikan yang digunakan telah terdaftar di BPOM dan tidak mengandung bahan berbahaya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kulit atau ahli kecantikan yang berkompeten sebelum menggunakan produk atau prosedur perawatan apapun, termasuk dermaroller dan produk pemutih yang mengandung bahan kimia berbahaya.

"Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko-risiko tersebut, kita bisa lebih bijak dalam memilih perawatan kecantikan yang aman bagi kulit dan kesehatan kita," pungkas Muji Iswanty.

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter ingatkan potensi bahaya dermaroller dan merkuri dalam kosmetik

Pewarta : Adimas Raditya Fahky P
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024