Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan mengerah tiga unit helikopter pembom air untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pangkalan Lampan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Kepala Bidang Penanganan BPBD Sumatera Selatan Sudirman di Palembang, Selasa, mengatakan tiga helikopter itu sudah dikerahkan ke lokasi pada Senin (11/11) dan menumpahkan sebanyak 260 ribu liter air ke lahan yang terbakar.
"Hingga akhir pemadaman kemarin kondisi di lokasi itu masih berasap," katanya.
Ia menjelaskan saat ini pemadaman karhutla di Sumsel mengandalkan helikopter water bombing karena lebih efektif menjangkau wilayah yang terbakar. Selain itu wilayah yang terbakar juga tidak mudah meluas karena sudah terjadi hujan di sebagian Sumsel.
"Sudah memasuki musim hujan, lahan-lahan sudah mulai basah sehingga membuat api sulit menjalar ke titik lain," jelasnya.
Jumlah helikopter pembom air untuk penanganan karhutla saat ini hanya tersisa lima unit yang disiagakan di Palembang.
"Untuk patroli udara tetap dua helikopter. Ketika akan habis jam terbang, BNPB menambah satu unit lagi," kata Sudirman.
Kepala Bidang Penanganan BPBD Sumatera Selatan Sudirman di Palembang, Selasa, mengatakan tiga helikopter itu sudah dikerahkan ke lokasi pada Senin (11/11) dan menumpahkan sebanyak 260 ribu liter air ke lahan yang terbakar.
"Hingga akhir pemadaman kemarin kondisi di lokasi itu masih berasap," katanya.
Ia menjelaskan saat ini pemadaman karhutla di Sumsel mengandalkan helikopter water bombing karena lebih efektif menjangkau wilayah yang terbakar. Selain itu wilayah yang terbakar juga tidak mudah meluas karena sudah terjadi hujan di sebagian Sumsel.
"Sudah memasuki musim hujan, lahan-lahan sudah mulai basah sehingga membuat api sulit menjalar ke titik lain," jelasnya.
Jumlah helikopter pembom air untuk penanganan karhutla saat ini hanya tersisa lima unit yang disiagakan di Palembang.
"Untuk patroli udara tetap dua helikopter. Ketika akan habis jam terbang, BNPB menambah satu unit lagi," kata Sudirman.