Jakarta (ANTARA) - Jumlah pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang ditangani oleh tim petugas gabungan bertambah 1.962 orang, sehingga menjadi 4.436 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Rabu, mengatakan sebelumnya lokasi pengungsian tersebar di tiga kecamatan, saat ini menjadi enam kecamatan dan semua dalam pengawasan tim petugas gabungan.
"Mereka memanfaatkan tenda, rumah kerabat, gedung fasilitas umum, seperti ruang kelas sekolah hingga rumah ibadah," kata dia.
Jumlah pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sebelumnya dilaporkan Pusdalops BNPB masih tersebar di beberapa lokasi wilayah Kecamatan Ile Bura, Titehena, dan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur dengan jumlah 2.472 orang.
Data dari petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Sikka mengonfirmasi siang ini terdapat tiga lokasi pengungsian di wilayahnya. Total ada 1.072 orang warga yang memanfaatkan Biara St Gabriel di Desa Namangkewa, Kecamatan Kewante dan Gedung SD Katolik Hikong, termasuk Aula Paroki Gereja Kringa Kecamatan Talibura, dan beberapa lainnya di Kota Maumere.
"Pemerintah daerah setempat bersama BPBD bekerja keras untuk memastikan kondisi pengungsi tetap aman dan terjaga," imbuhnya.
BNPB juga menjamin kebutuhan para pengungsi tercukupi selama masa tanggap darurat ini seiring telah disalurkannya ribuan paket bantuan kebutuhan pokok dan perlengkapan pengungsian dari pemerintah pusat, di antaranya melalui Direktorat Logistik BNPB dan Kementerian Sosial.
BNPB melarang siapapun untuk beraktivitas pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, kecuali tim petugas SAR gabungan atas rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM dengan tujuan keselamatan.
Gunung Lewotobi Laki-Laki merupakan salah satu gunung api aktif di NTT yang hampir sepanjang tahun ini aktivitas vulkaniknya secara fluktuatif meningkat.
Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan statusnya menjadi level IV (Awas) mulai Ahad (3/11) pukul 24.00 Wita. Peningkatan status tersebut berdasarkan hasil evaluasi aktivitas periode 23 Oktober - 3 November 2024 pukul 18.00 Wita.
Merujuk hasil analisa dari Badan Geologi keberadaan desa yang terpaut sekitar tujuh kilometer (zona bahaya) dari bukaan kawah gunung api tidak hanya berpotensi terkena lontaran material vulkanik, tapi juga banjir lahar dingin gunung Lewotobi Laki-Laki di masa mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban erupsi Gunung Lewotobi di pengungsian menjadi 4.436 orang
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Rabu, mengatakan sebelumnya lokasi pengungsian tersebar di tiga kecamatan, saat ini menjadi enam kecamatan dan semua dalam pengawasan tim petugas gabungan.
"Mereka memanfaatkan tenda, rumah kerabat, gedung fasilitas umum, seperti ruang kelas sekolah hingga rumah ibadah," kata dia.
Jumlah pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sebelumnya dilaporkan Pusdalops BNPB masih tersebar di beberapa lokasi wilayah Kecamatan Ile Bura, Titehena, dan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur dengan jumlah 2.472 orang.
Data dari petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Sikka mengonfirmasi siang ini terdapat tiga lokasi pengungsian di wilayahnya. Total ada 1.072 orang warga yang memanfaatkan Biara St Gabriel di Desa Namangkewa, Kecamatan Kewante dan Gedung SD Katolik Hikong, termasuk Aula Paroki Gereja Kringa Kecamatan Talibura, dan beberapa lainnya di Kota Maumere.
"Pemerintah daerah setempat bersama BPBD bekerja keras untuk memastikan kondisi pengungsi tetap aman dan terjaga," imbuhnya.
BNPB juga menjamin kebutuhan para pengungsi tercukupi selama masa tanggap darurat ini seiring telah disalurkannya ribuan paket bantuan kebutuhan pokok dan perlengkapan pengungsian dari pemerintah pusat, di antaranya melalui Direktorat Logistik BNPB dan Kementerian Sosial.
BNPB melarang siapapun untuk beraktivitas pada radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, kecuali tim petugas SAR gabungan atas rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM dengan tujuan keselamatan.
Gunung Lewotobi Laki-Laki merupakan salah satu gunung api aktif di NTT yang hampir sepanjang tahun ini aktivitas vulkaniknya secara fluktuatif meningkat.
Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan statusnya menjadi level IV (Awas) mulai Ahad (3/11) pukul 24.00 Wita. Peningkatan status tersebut berdasarkan hasil evaluasi aktivitas periode 23 Oktober - 3 November 2024 pukul 18.00 Wita.
Merujuk hasil analisa dari Badan Geologi keberadaan desa yang terpaut sekitar tujuh kilometer (zona bahaya) dari bukaan kawah gunung api tidak hanya berpotensi terkena lontaran material vulkanik, tapi juga banjir lahar dingin gunung Lewotobi Laki-Laki di masa mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban erupsi Gunung Lewotobi di pengungsian menjadi 4.436 orang