Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar panggung kompetisi pentas seni disabilitas yang diikuti oleh sepuluh sekolah luar biasa atau SLB di Pulau Lombok, NTB.
“Dalam lomba itu kami memberikan kebebasan kepada semua SLB untuk menampilkan ekspresi kesenian dan kreativitasnya,” kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Minggu.
Lomba pentas seni disabilitas tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Museum Begawe yang diselenggarakan oleh Museum NTB sejak 21 September 2024.
Sebanyak sepuluh SLB di Lombok yang ikut berkompetisi adalah SLBN 3 Lombok Timur, SLBN 3 Mataram, SLBN 2 Mataram, SLBN 1 Mataram, SLBN 2 Lombok Barat, SLBN 1 Lombok Utara, SLBN 2 Lombok Timur, SLBN 1 Lombok Tengah, SLBN 2 Lombok Tengah, dan SLBN 1 Lombok Barat.
Para pelajar berkebutuhan khusus itu menampilkan berbagai macam kesenian mulai dari tarian tradisional, teater musikal, menyanyikan lagu daerah, hingga musikalisasi puisi.
Nuralam mengatakan bahwa lomba tingkat SLB rutin diadakan setiap tahun oleh Museum NTB dengan tajuk Museum Disabilitas.
“Memang kami ada kegiatan setiap tahun, Museum Disabilitas itu sudah setiap tahun rutin kita adakan, namun untuk konsepnya saja sekarang yang berbeda,” tuturnya.
Lebih lanjut, Nuralam menjelaskan bahwa perubahan konsep Museum Disabilitas tahun ini dengan menggabungkannya ke dalam rangkaian acara Museum Begawe bertujuan agar khalayak umum juga dapat menikmati penampilan dari anak-anak disabilitas.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial NTB, jumlah penyandang disabilitas di NTB mencapai 28.626 jiwa per tahun 2020.
Guru SLBN 2 Lombok Barat, Ridho Caesar Irianto, mengatakan bahwa Museum NTB semakin peduli akan disabilitas.
“Kegiatan seperti ini semakin bisa mengekspos anak-anak berkebutuhan khusus di masyarakat luas,” tutur Ridho.
Pentas seni ini juga menurut Ridho hadir sebagai wadah anak-anak disabilitas untuk mengembangkan potensi seni yang mereka miliki.
Ridho berharap ke depannya acara itu dapat hadir dengan skala yang lebih luas dan dapat menjangkau seluruh SLB yang ada di NTB.
“Dalam lomba itu kami memberikan kebebasan kepada semua SLB untuk menampilkan ekspresi kesenian dan kreativitasnya,” kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Minggu.
Lomba pentas seni disabilitas tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Museum Begawe yang diselenggarakan oleh Museum NTB sejak 21 September 2024.
Sebanyak sepuluh SLB di Lombok yang ikut berkompetisi adalah SLBN 3 Lombok Timur, SLBN 3 Mataram, SLBN 2 Mataram, SLBN 1 Mataram, SLBN 2 Lombok Barat, SLBN 1 Lombok Utara, SLBN 2 Lombok Timur, SLBN 1 Lombok Tengah, SLBN 2 Lombok Tengah, dan SLBN 1 Lombok Barat.
Para pelajar berkebutuhan khusus itu menampilkan berbagai macam kesenian mulai dari tarian tradisional, teater musikal, menyanyikan lagu daerah, hingga musikalisasi puisi.
Nuralam mengatakan bahwa lomba tingkat SLB rutin diadakan setiap tahun oleh Museum NTB dengan tajuk Museum Disabilitas.
“Memang kami ada kegiatan setiap tahun, Museum Disabilitas itu sudah setiap tahun rutin kita adakan, namun untuk konsepnya saja sekarang yang berbeda,” tuturnya.
Lebih lanjut, Nuralam menjelaskan bahwa perubahan konsep Museum Disabilitas tahun ini dengan menggabungkannya ke dalam rangkaian acara Museum Begawe bertujuan agar khalayak umum juga dapat menikmati penampilan dari anak-anak disabilitas.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial NTB, jumlah penyandang disabilitas di NTB mencapai 28.626 jiwa per tahun 2020.
Guru SLBN 2 Lombok Barat, Ridho Caesar Irianto, mengatakan bahwa Museum NTB semakin peduli akan disabilitas.
“Kegiatan seperti ini semakin bisa mengekspos anak-anak berkebutuhan khusus di masyarakat luas,” tutur Ridho.
Pentas seni ini juga menurut Ridho hadir sebagai wadah anak-anak disabilitas untuk mengembangkan potensi seni yang mereka miliki.
Ridho berharap ke depannya acara itu dapat hadir dengan skala yang lebih luas dan dapat menjangkau seluruh SLB yang ada di NTB.