Jakarta (ANTARA) - Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan Ida Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemahaman akan tata cara penggunaan obat yang tepat dan rasional menjadi kunci dalam menjaga kesehatan keluarga.
"Saat seorang keluarga sakit, ibu menjadi garda terdepan untuk merawat dan memberikan obat. Penting bagi para ibu untuk mengetahui cara menggunakan obat yang tepat dan rasional," kata Ida saat membuka sebuah acara diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak sesuai aturan justru akan menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Oleh karenanya, penggunaan obat yang tepat dan rasional perlu dipahami dan diterapkan agar menjadi budaya dalam keluarga.
Ida memaparkan hal-hal penting yang perlu dipahami terkait penggunaan obat, misalnya perihal memperoleh obat. Dirinya menekankan obat keras dan antibiotik harus diperoleh dan dikonsumsi sesuai dengan resep yang diberikan dokter.
Penggunaan antibiotik sesuai anjuran dokter perlu dipahami agar tidak menyebabkan resistensi anti-mikroba dalam tubuh.
"Resistensi anti-mikroba merupakan kondisi di mana bakteri yang menginfeksi tubuh kita menjadi kebal dan tidak lagi dapat diobati dengan anti-mikroba yang tersedia," ujarnya.
Namun, menurut Ida tidak semua orang memberikan respon yang sama terhadap obat yang diberikan dokter. Oleh karenanya, dirinya mendorong masyarakat agar tidak sembarangan memberikan obat dari resep dokter kepada orang lain karena berisiko bisa menimbulkan efek berbeda yang justru berbahaya.
"Jangan membagikan obat yang diperoleh dari dokter kepada keluarga atau teman karena belum tentu akan memberikan efek yang sama atau bahkan dapat memberikan efek berbahaya," imbuhnya.
Selain itu, hal lain yang perlu dipahami adalah perihal penyimpanan obat di lingkungan rumah. Ida mengatakan pastikan obat disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Apabila ada obat yang telah kadaluarsa, segera buang dengan mengikuti tata cara yang benar agar tidak disalahgunakan atau merusak lingkungan. Menurut Ida, kebiasaan menyimpan obat kadaluarsa atau yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dipertahankan.
"Tentunya ini problem kita bersama karena banyak sekali obat-obat yang tidak terpakai ya. Mau dibuang kayaknya sayang, banyak orang juga yang masih membutuhkan. Apalagi zaman -pandemi- Covid-19 ya kayaknya bertumpuk obat-obat yang ada," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemahaman penggunaan obat secara tepat jadi kunci kesehatan keluarga
"Saat seorang keluarga sakit, ibu menjadi garda terdepan untuk merawat dan memberikan obat. Penting bagi para ibu untuk mengetahui cara menggunakan obat yang tepat dan rasional," kata Ida saat membuka sebuah acara diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak sesuai aturan justru akan menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Oleh karenanya, penggunaan obat yang tepat dan rasional perlu dipahami dan diterapkan agar menjadi budaya dalam keluarga.
Ida memaparkan hal-hal penting yang perlu dipahami terkait penggunaan obat, misalnya perihal memperoleh obat. Dirinya menekankan obat keras dan antibiotik harus diperoleh dan dikonsumsi sesuai dengan resep yang diberikan dokter.
Penggunaan antibiotik sesuai anjuran dokter perlu dipahami agar tidak menyebabkan resistensi anti-mikroba dalam tubuh.
"Resistensi anti-mikroba merupakan kondisi di mana bakteri yang menginfeksi tubuh kita menjadi kebal dan tidak lagi dapat diobati dengan anti-mikroba yang tersedia," ujarnya.
Namun, menurut Ida tidak semua orang memberikan respon yang sama terhadap obat yang diberikan dokter. Oleh karenanya, dirinya mendorong masyarakat agar tidak sembarangan memberikan obat dari resep dokter kepada orang lain karena berisiko bisa menimbulkan efek berbeda yang justru berbahaya.
"Jangan membagikan obat yang diperoleh dari dokter kepada keluarga atau teman karena belum tentu akan memberikan efek yang sama atau bahkan dapat memberikan efek berbahaya," imbuhnya.
Selain itu, hal lain yang perlu dipahami adalah perihal penyimpanan obat di lingkungan rumah. Ida mengatakan pastikan obat disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Apabila ada obat yang telah kadaluarsa, segera buang dengan mengikuti tata cara yang benar agar tidak disalahgunakan atau merusak lingkungan. Menurut Ida, kebiasaan menyimpan obat kadaluarsa atau yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dipertahankan.
"Tentunya ini problem kita bersama karena banyak sekali obat-obat yang tidak terpakai ya. Mau dibuang kayaknya sayang, banyak orang juga yang masih membutuhkan. Apalagi zaman -pandemi- Covid-19 ya kayaknya bertumpuk obat-obat yang ada," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemahaman penggunaan obat secara tepat jadi kunci kesehatan keluarga