Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Kamis ditutup anjlok tertekan kinerja dolar AS yang menguat karena ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) memudar.
Pada penutupan perdagangan Kamis, rupiah merosot 113 poin atau 0,72 persen menjadi Rp15.826 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.713 per dolar AS.
"Rupiah melemah pada hari ini ditekan oleh kinerja mata uang dolar AS. Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang memudar masih menjadi tajuk utamanya," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Taufan menuturkan beberapa komentar hawkish para pejabat bank sentral AS atau The Fed beberapa waktu terakhir menandakan bahwa pelaku pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.
Dari sisi data, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur AS yang rilis lebih kuat dari perkiraan mengindikasikan bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) sedang menuju ke arah soft landing.
Data ekonomi AS pada Rabu menunjukkan Indeks Pembelian Manajer (IMP) Gabungan Global S&P AS untuk bulan Januari mengisyaratkan kenaikan tercepat dalam aktivitas bisnis sejak Juni 2023, berada di 52,3 versus 50,9 sebelumnya, mengalahkan ekspektasi pasar.
Sementara itu, IMP Jasa naik menjadi 52,9 di bulan Januari dari 51,4 di bulan Desember. Angka manufaktur tumbuh menjadi 50,3 dari 47,9 pada pembacaan sebelumnya.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turun ke posisi Rp15.767 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.719 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah anjlok menjadi Rp15.826 per dolar AS tertekan kinerja dolar AS