Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya perencanaan kehamilan sejak sebelum pelaksanaan pernikahan dalam upaya mencegah masalah kesehatan pada ibu maupun anak.
"Banyak calon pengantin mempersiapkan pernikahan dari jauh-jauh hari, tapi jarang yang mempersiapkan kehamilan. Sebenarnya itu jauh lebih penting karena akan menghasilkan generasi yang seperti apa nantinya," kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Lovely Daisy dalam gelar wicara perihal prematuritas dan berat badan lahir rendah yang diikuti via daring di Jakarta, Jumat.
Daisy mengatakan bahwa perempuan perlu mempersiapkan diri sejak jauh hari agar terhindar dari masalah kesehatan semasa hamil hingga sesudah melahirkan.
Menurut dia, para calon pengantin sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui status kesehatan mereka sebelum melaksanakan pernikahan.
Calon pengantin perempuan yang menurut hasil pemeriksaan mengalami anemia atau kekurangan zat gizi mikro, ia mengatakan, disarankan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sebelum menikah atau untuk sementara menunda kehamilan.
"Kalau sakit jangan hamil dulu, sehat dulu baru kemudian hamil. Kalau sudah hamil, minimal lakukan enam kali pemeriksaan kehamilan, dua kali oleh dokter, termasuk pemeriksaan USG, salah satunya bisa untuk memantau perkembangan janin," ia menjelaskan.
Jika pasangan suami istri tidak memperhatikan kesehatan calon ibu sebelum kehamilan, Daisy mengatakan, maka risiko seperti kelahiran prematur serta kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, di bawah 2,5 kilogram, dapat terjadi.
Menurut dia, ibu juga mesti diupayakan selalu sehat pada masa kehamilan karena keadaan ibu selama hamil bisa mempengaruhi kondisi janin.
Daisy menyampaikan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi dan penerapan gaya hidup sehat bagi ibu selama kehamilan.
Ia mengatakan bahwa keluarga, utamanya suami, harus membantu calon ibu menjaga kesehatan selama kehamilan dengan memantau pemenuhan kebutuhan gizi calon ibu dan menjaga kondisi mentalnya tetap baik.
"Suami harus selalu mendampingi, pastikan ibu tercukupi nutrisinya selama kehamilan, pastikan kondisi mental dalam keadaan baik. Peran keluarga dan suami sangat besar terhadap kehamilan seorang ibu," demikian Lovely Daisy.
"Banyak calon pengantin mempersiapkan pernikahan dari jauh-jauh hari, tapi jarang yang mempersiapkan kehamilan. Sebenarnya itu jauh lebih penting karena akan menghasilkan generasi yang seperti apa nantinya," kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Lovely Daisy dalam gelar wicara perihal prematuritas dan berat badan lahir rendah yang diikuti via daring di Jakarta, Jumat.
Daisy mengatakan bahwa perempuan perlu mempersiapkan diri sejak jauh hari agar terhindar dari masalah kesehatan semasa hamil hingga sesudah melahirkan.
Menurut dia, para calon pengantin sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui status kesehatan mereka sebelum melaksanakan pernikahan.
Calon pengantin perempuan yang menurut hasil pemeriksaan mengalami anemia atau kekurangan zat gizi mikro, ia mengatakan, disarankan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sebelum menikah atau untuk sementara menunda kehamilan.
"Kalau sakit jangan hamil dulu, sehat dulu baru kemudian hamil. Kalau sudah hamil, minimal lakukan enam kali pemeriksaan kehamilan, dua kali oleh dokter, termasuk pemeriksaan USG, salah satunya bisa untuk memantau perkembangan janin," ia menjelaskan.
Jika pasangan suami istri tidak memperhatikan kesehatan calon ibu sebelum kehamilan, Daisy mengatakan, maka risiko seperti kelahiran prematur serta kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, di bawah 2,5 kilogram, dapat terjadi.
Menurut dia, ibu juga mesti diupayakan selalu sehat pada masa kehamilan karena keadaan ibu selama hamil bisa mempengaruhi kondisi janin.
Daisy menyampaikan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi dan penerapan gaya hidup sehat bagi ibu selama kehamilan.
Ia mengatakan bahwa keluarga, utamanya suami, harus membantu calon ibu menjaga kesehatan selama kehamilan dengan memantau pemenuhan kebutuhan gizi calon ibu dan menjaga kondisi mentalnya tetap baik.
"Suami harus selalu mendampingi, pastikan ibu tercukupi nutrisinya selama kehamilan, pastikan kondisi mental dalam keadaan baik. Peran keluarga dan suami sangat besar terhadap kehamilan seorang ibu," demikian Lovely Daisy.