Tasikmalaya (ANTARA) - Petugas Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya di Provinsi Jawa Barat sudah mengambil sampel makanan dan muntahan korban keracunan untuk diperiksa di laboratorium dalam upaya mencari tahu penyebab keracunan.
"Sudah diambil sampel makanan sama muntahan, sudah dikirim ke Bandung," kata petugas surveilans Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Rina Parina saat menjenguk warga yang keracunan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia mengatakan bahwa dinas langsung menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan setelah menerima informasi mengenai kejadian keracunan yang pada Senin (9/10) menyebabkan sejumlah orang harus menjalani perawatan medis di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut dia, ada 14 warga Desa Kersamaju dan Sirnagalih di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, yang diduga keracunan dan dibawa ke fasilitas kesehatan di Kecamatan Cilawu agar bisa mendapat pertolongan medis.
"Ini kan perbatasan antara Cigalontang dan Garut, jadi di Cigalontang ada yang kena, Garut juga kena," katanya.
Rina menyampaikan bahwa warga yang diduga keracunan mengeluh pusing dan mual setelah mengkonsumsi jajanan satai kulit sapi atau sate jebred yang dibeli di pasar pada Minggu (8/10).
Menurut dia, warga yang makan sate jebred dari pasar dilaporkan mengeluh sakit pada Minggu (8/10) malam dan kemudian dibawa ke Puskesmas Cilawu dan klinik terdekat.
Di antara warga yang diduga keracunan ada satu warga Tasikmalaya yang meninggal dunia. "Yang meninggal punya penyakit darah tinggi, gula, dan lambung," kata Rina.
Menurut dia, kondisi 13 orang lainnya sudah membaik sehingga diperbolehkan pulang ke rumah. Namun, petugas puskesmas tetap memantau keadaan mereka.
"Untuk yang 13 orang sudah pulang semua. Karena kejadian Minggu makan, malam Senin bergejala, Senin diobati, sekarang sudah pulang," katanya.
Dinas Kesehatan Garut juga menelusuri penyebab warga mengalami gejala serupa keracunan sehingga harus menjalani perawatan medis di Cilawu.
"Sudah diambil sampel makanan sama muntahan, sudah dikirim ke Bandung," kata petugas surveilans Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya Rina Parina saat menjenguk warga yang keracunan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia mengatakan bahwa dinas langsung menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan setelah menerima informasi mengenai kejadian keracunan yang pada Senin (9/10) menyebabkan sejumlah orang harus menjalani perawatan medis di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut dia, ada 14 warga Desa Kersamaju dan Sirnagalih di Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, yang diduga keracunan dan dibawa ke fasilitas kesehatan di Kecamatan Cilawu agar bisa mendapat pertolongan medis.
"Ini kan perbatasan antara Cigalontang dan Garut, jadi di Cigalontang ada yang kena, Garut juga kena," katanya.
Rina menyampaikan bahwa warga yang diduga keracunan mengeluh pusing dan mual setelah mengkonsumsi jajanan satai kulit sapi atau sate jebred yang dibeli di pasar pada Minggu (8/10).
Menurut dia, warga yang makan sate jebred dari pasar dilaporkan mengeluh sakit pada Minggu (8/10) malam dan kemudian dibawa ke Puskesmas Cilawu dan klinik terdekat.
Di antara warga yang diduga keracunan ada satu warga Tasikmalaya yang meninggal dunia. "Yang meninggal punya penyakit darah tinggi, gula, dan lambung," kata Rina.
Menurut dia, kondisi 13 orang lainnya sudah membaik sehingga diperbolehkan pulang ke rumah. Namun, petugas puskesmas tetap memantau keadaan mereka.
"Untuk yang 13 orang sudah pulang semua. Karena kejadian Minggu makan, malam Senin bergejala, Senin diobati, sekarang sudah pulang," katanya.
Dinas Kesehatan Garut juga menelusuri penyebab warga mengalami gejala serupa keracunan sehingga harus menjalani perawatan medis di Cilawu.