Baturaja (ANTARA) - Manager Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, Gunalfi menyebutkan bahwa kualitas udara di daerah itu saat ini masih dalam kategori aman.
"Untuk kualitas udara di OKU saat ini masih di level aman," kata Gunalfi di Baturaja, ibu kota Kabupaten OKU, Selasa.
Menurut dia, meskipun kasus karhutla di Kabupaten OKU saat ini tinggi, namun kualitas udara masih tergolong aman tidak membahayakan kesehatan masyarakat meskipun wilayah itu mulai diselimuti kabut asap.
Meskipun langit Kota Baturaja sejak beberapa hari terakhir diselimuti kabut asap, namun hanya bersifat sementara.
"Biasanya kabut asap sering muncul saat pagi hari dan malam harinya menghilang terbawa angin," katanya.
Namun, masyarakat tetap diminta mewaspadai suhu ekstrem, terlebih memasuki puncak musim kemarau yang dapat menimbulkan berbagai penyebaran penyakit.
Penggunaan masker menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh kabut asap karhutla.
Masyarakat pun disarankan menutup pintu dan jendela rumah rapat-rapat serta menyumbat ventilasi dengan kain basah agar asap tidak masuk ke dalam rumah
Kalaupun harus ke luar rumah, dia mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas yang terpapar langsung dengan sinar matahari dan menggunakan alat pelindung diri seperti topi, kacamata dan baju lengan panjang.
"Kemudian banyak mengkonsumsi air putih guna mengurangi risiko dehidrasi," ujarnya.
Berdasarkan data dari BPBD OKU tercatat sebanyak 16 kasus karhutla yang terjadi selama periode Agustus-September 2023 dengan jumlah luas lahan pertanian dan perkebunan yang terbakar mencapai ratusan hektare.
"Untuk kualitas udara di OKU saat ini masih di level aman," kata Gunalfi di Baturaja, ibu kota Kabupaten OKU, Selasa.
Menurut dia, meskipun kasus karhutla di Kabupaten OKU saat ini tinggi, namun kualitas udara masih tergolong aman tidak membahayakan kesehatan masyarakat meskipun wilayah itu mulai diselimuti kabut asap.
Meskipun langit Kota Baturaja sejak beberapa hari terakhir diselimuti kabut asap, namun hanya bersifat sementara.
"Biasanya kabut asap sering muncul saat pagi hari dan malam harinya menghilang terbawa angin," katanya.
Namun, masyarakat tetap diminta mewaspadai suhu ekstrem, terlebih memasuki puncak musim kemarau yang dapat menimbulkan berbagai penyebaran penyakit.
Penggunaan masker menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh kabut asap karhutla.
Masyarakat pun disarankan menutup pintu dan jendela rumah rapat-rapat serta menyumbat ventilasi dengan kain basah agar asap tidak masuk ke dalam rumah
Kalaupun harus ke luar rumah, dia mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas yang terpapar langsung dengan sinar matahari dan menggunakan alat pelindung diri seperti topi, kacamata dan baju lengan panjang.
"Kemudian banyak mengkonsumsi air putih guna mengurangi risiko dehidrasi," ujarnya.
Berdasarkan data dari BPBD OKU tercatat sebanyak 16 kasus karhutla yang terjadi selama periode Agustus-September 2023 dengan jumlah luas lahan pertanian dan perkebunan yang terbakar mencapai ratusan hektare.