Baturaja (ANTARA) - Balai Bahasa Sumatera Selatan mengoptimalkan revitalisasi bahasa daerah di beberapa kabupaten dan kota di daerah "Bumi Sriwijaya" --sebutan untuk Sumsel-- itu, agar tetap lestari dan digunakan masyarakat, terutama generasi muda.
"Ada banyak ragam bahasa daerah di Provinsi Sumsel ini yang perlu direvitalisasi agar tidak punah seiring dengan kemajuan zaman," kata Kepala Balai Bahasa Sumatera Selatan Karyono saat kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di SMA Negeri 9 Palembang di Palembang, Selasa.
Dia menjelaskan Indonesia memiliki banyak bahasa dan sastra yang terancam punah karena penurunan jumlah masyarakat menggunakan bahasa daerah sehingga menjadi program prioritas Kemendikbudristek untuk melindunginya agar tetap lestari.
Terutama generasi muda di Sumsel, kata dia, perlu didorong untuk mencintai bahasa daerah supaya mereka tidak malu menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk melestarikan bahasa daerah, pihaknya mengoptimalkan revitalisasi bahasa daerah dengan memberikan pelatihan kepada para guru utama di beberapa kabupaten/kota di Sumsel, seperti Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, dan OKU Selatan.
Revitalisasi bahasa daerah kali ini memasuki tahap terakhir dilaksanakan serentak di Kota Palembang dan Kabupaten Muara Enim yang melibatkan ratusan guru dari daerah masing-masing sebagai peserta.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta dilatih 15 maestro dengan materi puisi, dongeng, pidato, cerpen, dan lawakan tunggal.
Sebanyak lima materi ini diajarkan dan dipraktikkan ke dalam beberapa bahasa, seperti Bahasa Komering, Ogan, Lematang, Pedamaran, Kayu Agung, dan Melayu Palembang.
Kasi SMP Dinas Pendidikan Kota Palembang Zuhdi Bay menyampaikan bahwa selain Bahasa Melayu Palembang, pihaknya juga sedang melakukan revitalisasi Bahasa Palembang (Babaso) yang saat ini terancam punah.
"Menurut kami Bahasa Palembang atau Babaso sudah kehilangan penuturnya sehingga perlu direvitalisasi kembali," ujarnya.
Revitalisasi, ujar dia, perlu dilakukan dengan menggandeng Balai Bahasa Sumsel untuk melatih para guru belajar bahasa daerah sehingga ilmu yang didapat bisa ditularkan ke guru-guru lainnya guna diajarkan kepada siswa di sekolahnya.
"Ada banyak ragam bahasa daerah di Provinsi Sumsel ini yang perlu direvitalisasi agar tidak punah seiring dengan kemajuan zaman," kata Kepala Balai Bahasa Sumatera Selatan Karyono saat kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di SMA Negeri 9 Palembang di Palembang, Selasa.
Dia menjelaskan Indonesia memiliki banyak bahasa dan sastra yang terancam punah karena penurunan jumlah masyarakat menggunakan bahasa daerah sehingga menjadi program prioritas Kemendikbudristek untuk melindunginya agar tetap lestari.
Terutama generasi muda di Sumsel, kata dia, perlu didorong untuk mencintai bahasa daerah supaya mereka tidak malu menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk melestarikan bahasa daerah, pihaknya mengoptimalkan revitalisasi bahasa daerah dengan memberikan pelatihan kepada para guru utama di beberapa kabupaten/kota di Sumsel, seperti Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, dan OKU Selatan.
Revitalisasi bahasa daerah kali ini memasuki tahap terakhir dilaksanakan serentak di Kota Palembang dan Kabupaten Muara Enim yang melibatkan ratusan guru dari daerah masing-masing sebagai peserta.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta dilatih 15 maestro dengan materi puisi, dongeng, pidato, cerpen, dan lawakan tunggal.
Sebanyak lima materi ini diajarkan dan dipraktikkan ke dalam beberapa bahasa, seperti Bahasa Komering, Ogan, Lematang, Pedamaran, Kayu Agung, dan Melayu Palembang.
Kasi SMP Dinas Pendidikan Kota Palembang Zuhdi Bay menyampaikan bahwa selain Bahasa Melayu Palembang, pihaknya juga sedang melakukan revitalisasi Bahasa Palembang (Babaso) yang saat ini terancam punah.
"Menurut kami Bahasa Palembang atau Babaso sudah kehilangan penuturnya sehingga perlu direvitalisasi kembali," ujarnya.
Revitalisasi, ujar dia, perlu dilakukan dengan menggandeng Balai Bahasa Sumsel untuk melatih para guru belajar bahasa daerah sehingga ilmu yang didapat bisa ditularkan ke guru-guru lainnya guna diajarkan kepada siswa di sekolahnya.