Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Ukuh Tri Anjarsari mengimbau masyarakat mengenali gejala dan tanda depresi terselubung pada lansia karena dapat mengurangi penurunan kualitas hidup.
Ukuh mengatakan depresi terselubung pada lansia ditandai dengan adanya keluhan sakit yang cukup dominan pada tubuh yang sekilas menyerupai penyakit umum dalam dunia medis, namun tidak dapat terdeteksi oleh deteksi medis.
"Depresi yang terus berlanjut bagi lansia dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan meningkatkan risiko kematian, seperti percobaan bunuh diri," katanya pada acara diskusi memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Ukuh mengatakan depresi terselubung pada lansia ditandai dengan adanya keluhan sakit yang cukup dominan pada tubuh yang sekilas menyerupai penyakit umum dalam dunia medis, namun tidak dapat terdeteksi oleh deteksi medis.
Dia menyebutkan perasaan nyeri tubuh, otot tegang, jantung berdebar, serta perasaan tidak nyaman yang tidak dapat dideteksi oleh medis sering dialami oleh lansia dengan depresi terselubung.
Selain itu, lanjutnya, penyakit kronis yang menyertai lansia dalam waktu yang panjang juga dapat menutupi adanya depresi terselubung karena sering dianggap sebagai bagian dari penyakit tersebut.
"Biasanya diagnosis dokter terkait penyakit ini sulit diterima oleh pasien dibandingkan dengan diagnosis penyakit fisik lainnya, padahal seiring bertambahnya usia ini akan berbahaya," ujar dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta itu.
Dia mengungkapkan bahwa depresi terselubung bukanlah istilah diagnosis medis yang digunakan dalam ilmu kedokteran jiwa, namun istilah ini dipakai ketika depresi terjadi kepada seseorang tanpa adanya gejala khas dan cenderung menunjukkan gejala fisik.
Dia menambahkan secara umum orang yang mengalami gejala depresi terselubung terlihat baik-baik saja, produktif, dan tidak terlihat adanya gangguan psikis.
Namun, menurutnya, mayoritas kalangan lansia tidak mengungkapkan rasa sedih karena umumnya mereka malu dan segan untuk mengungkapkannya.
"Maka sebagai anak yang merawatnya, kita harus peka terhadap adanya perubahan perilaku lansia yang mendadak," ujarnya.
Dia menjelaskan perubahan perilaku menjadi lebih menutup diri dari lingkungan, perubahan pola makan, dan pola tidur, menjadi beberapa tanda yang dapat dilihat pada lansia yang mengalami depresi terselubung.
Ukuh menganjurkan agar anak atau keluarga tetap memberikan perhatian kepada lansia agar tidak mengalami depresi terselubung serta membawanya dengan segera ke dokter untuk mempermudah proses pengobatan.