Pekanbaru (ANTARA) - Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin, menurunkan tim Search and Rescue (SAR) dan helikopter Super Puma untuk membantu proses evakuasi Kapolda Jambi beserta rombongan yang mengalami kecelakaan helikopter di perbukitan Tamiai, Muara Emat Kabupaten Kerinci, Jambi pada Minggu (19/2).
Helikopter jenis Bell 412 SP yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono dan rombongan itu mengalami masalah dan mau tak mau harus mendarat darurat di kawasan hutan. Para korban kecelakaan dilaporkan selamat namun mengalami luka-luka, seperti patah tulang.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma TNI Setiawan menjelaskan pihaknya sudah mengirimkan tim SAR dan helikopter pagi ini.
"Kita kirimkan satu tim SAR dengan perlengkapan lengkap di pesawat untuk membantu evakuasi karena memang pesawat yang ada di Lanud Roesmin Nurjadin punya kemampuan untuk searching (pencarian) maupun evakuasi," kata Marsma Setiawan.
Lanjutnya, perlengkapan tersebut termasuk hoist (kerekan) untuk mengangkat dan menurunkan beban secara vertikal. Lokasi jatuhnya helikopter yang berada di tengah hutan membuat pesawat belum tentu dapat langsung mendarat.
"Mungkin pakai hoist untuk upaya dievakuasi kalau melihat medannya yang ada di tempat kejadian," tuturnya.
"Mungkin sekarang sedang koordinasi termasuk untuk persiapan untuk memetakan posisi dan lain sebagainya. Tentunya koordinasi dengan yang ada di lapangan, yang lebih tahu dengan kondisi," pungkasnya.
Helikopter jenis Bell 412 SP yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono dan rombongan itu mengalami masalah dan mau tak mau harus mendarat darurat di kawasan hutan. Para korban kecelakaan dilaporkan selamat namun mengalami luka-luka, seperti patah tulang.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsma TNI Setiawan menjelaskan pihaknya sudah mengirimkan tim SAR dan helikopter pagi ini.
"Kita kirimkan satu tim SAR dengan perlengkapan lengkap di pesawat untuk membantu evakuasi karena memang pesawat yang ada di Lanud Roesmin Nurjadin punya kemampuan untuk searching (pencarian) maupun evakuasi," kata Marsma Setiawan.
Lanjutnya, perlengkapan tersebut termasuk hoist (kerekan) untuk mengangkat dan menurunkan beban secara vertikal. Lokasi jatuhnya helikopter yang berada di tengah hutan membuat pesawat belum tentu dapat langsung mendarat.
"Mungkin pakai hoist untuk upaya dievakuasi kalau melihat medannya yang ada di tempat kejadian," tuturnya.
"Mungkin sekarang sedang koordinasi termasuk untuk persiapan untuk memetakan posisi dan lain sebagainya. Tentunya koordinasi dengan yang ada di lapangan, yang lebih tahu dengan kondisi," pungkasnya.