Lubukbasung (ANTARA) -
"Setidaknya sudah ada 20 individu bunga Rafflesia mekar sempurna di halaman rumah orang tua saya semenjak 2009 sampai sekarang," katanya.
Ia menambahkan, bunga itu dikunjungi wisata domestik dan mancanegara saat mekar sempurna, karena ia menginformasikan ke pihak hotel dan travel di Sumbar maupun provinsi lainnya.
"Saat mekar, langsung saya informasikan ke pihak hotel dan travel," katanya.
Ia mengakui membudidaya bunga Rafflesia di halaman rumah semenjak 2000. Ia tergerak untuk membudidayakan bunga Rafflesia karena sering mendampingi peneliti dari negara Eropa saat riset ke kawasan Cagar Alam Batang Palupuh dengan jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.
Ia mengambil inang bunga Rafflesia kemudian menanamnya dalam polibag. Setelah tumbuh, inang tersebut dipindahkan ke lahan perkarangan rumah orang tuanya.
Setelah inang tumbuh besar, ia menempelkan biji dari bunga Rafflesia ke inang tersebut berulang kali.
"Dengan begitu, beberapa bulan kemudian muncul knop atau bonggolnya apabila inang terinfeksi," katanya.
Satu individu bunga Rafflesia jenis Arnoldii kembali mekar sempurna di halaman rumah warga Batang Palupuh, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sehingga total yang mekar menjadi tujuh individu sejak Januari sampai 4 Oktober 2022.
Pegiat wisata Palupuh, Joni Hartono di Lubukbasung, Selasa, mengatakan bunga Rafflesia itu mekar hari pertama di halaman depan rumah orang tuannya pada Selasa ini.
"Bunga Rafflesia mekar sempurna hari pertama pada Selasa ini dan sebelumnya sebagian kelopak sudah terbuka pada Senin (3/10)," katanya.
Ia mengatakan sudah tujuh bunga Rafflesia yang mekar sempurna di halaman rumah orang tuannya sejak Januari sampai 4 Oktober 2022.
Sebelumnya, juga ada satu individu bunga langka dan dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang mekar sempurna pada Senin (19/9)."Setidaknya sudah ada 20 individu bunga Rafflesia mekar sempurna di halaman rumah orang tua saya semenjak 2009 sampai sekarang," katanya.
Ia menambahkan, bunga itu dikunjungi wisata domestik dan mancanegara saat mekar sempurna, karena ia menginformasikan ke pihak hotel dan travel di Sumbar maupun provinsi lainnya.
"Saat mekar, langsung saya informasikan ke pihak hotel dan travel," katanya.
Ia mengakui membudidaya bunga Rafflesia di halaman rumah semenjak 2000. Ia tergerak untuk membudidayakan bunga Rafflesia karena sering mendampingi peneliti dari negara Eropa saat riset ke kawasan Cagar Alam Batang Palupuh dengan jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya.
Ia mengambil inang bunga Rafflesia kemudian menanamnya dalam polibag. Setelah tumbuh, inang tersebut dipindahkan ke lahan perkarangan rumah orang tuanya.
Setelah inang tumbuh besar, ia menempelkan biji dari bunga Rafflesia ke inang tersebut berulang kali.
"Dengan begitu, beberapa bulan kemudian muncul knop atau bonggolnya apabila inang terinfeksi," katanya.