Palembang (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Integrated Terminal Palembang melaksanakan kegiatan program tanggung jawab sosial dan kepedulian lingkungan (CSR) dengan memberikan pelatihan "ecobrick" kepada 40 peserta dari tim PKK Desa Semambu, Kabupaten Ogan Ilir dan warga binaan Lapas Perempuan Kota Palembang.
"Pelatihan ecobrick atau mendaur ulang sampah ini menjadi bahan bermanfaat dan ekonomis dalam upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan dari permasalahan timbulan sampah yang menjadi salah satu masalah di Indonesia," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Tjahyo Nikho Indrawan di Palembang, Ahad.
Dengan adanya program ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan serta dapat memilah sampah agar dapat diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Iia menjelaskan apabila mengacu pada tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), Program Bank Sampah Penghasil Energi mendukung TPB pada indikator ke-12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Masyarakat pun diharapkan dapat menjaga lingkungan dari hal sederhana yaitu mengumpulkan dan memilah sampah serta dapat menjadikan sampah khususnya sampah plastik sebagai salah satu tambahan pendapatan rumah tangga. Sehingga lingkungan bebas dari timbulan sampah, disamping itu perekonomian rumah tangga meningkat.
Sebanyak 40 peserta yang telah mengikuti pelatihan ini mendapat materi yang diberikan oleh kelompok ecobrick Kampung Hijau Kabarti Lampung.
Sementara Nur Rachmad, selaku ketua Kelompok Ecobrick Kampung Kabarti Lampung yang memberikan pemaparan serta praktik pembuatan ecobrick menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mendaur ulang sampah plastik yaitu membuat ecobrick yang memiliki nilai jual tinggi.
"Ecobrick dipilih dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik, karena sampah-sampah plastik yang sudah jadi ecobrick ini bisa dimanfaatkan atau dikreasikan di antaranya untuk membuat meja, kursi dan berbagai sarana lainnya," katanya
Pelatihan ecobrick ini juga merupakan salah satu kegiatan program Bank Sampah Penghasil Energi, dengan nilai bantuan yang diberikan Pertamina melalui dana CSR senilai Rp200 juta, demikian Nur Rachmat.
"Pelatihan ecobrick atau mendaur ulang sampah ini menjadi bahan bermanfaat dan ekonomis dalam upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan dari permasalahan timbulan sampah yang menjadi salah satu masalah di Indonesia," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Tjahyo Nikho Indrawan di Palembang, Ahad.
Dengan adanya program ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan serta dapat memilah sampah agar dapat diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat.
Iia menjelaskan apabila mengacu pada tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB), Program Bank Sampah Penghasil Energi mendukung TPB pada indikator ke-12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Masyarakat pun diharapkan dapat menjaga lingkungan dari hal sederhana yaitu mengumpulkan dan memilah sampah serta dapat menjadikan sampah khususnya sampah plastik sebagai salah satu tambahan pendapatan rumah tangga. Sehingga lingkungan bebas dari timbulan sampah, disamping itu perekonomian rumah tangga meningkat.
Sebanyak 40 peserta yang telah mengikuti pelatihan ini mendapat materi yang diberikan oleh kelompok ecobrick Kampung Hijau Kabarti Lampung.
Sementara Nur Rachmad, selaku ketua Kelompok Ecobrick Kampung Kabarti Lampung yang memberikan pemaparan serta praktik pembuatan ecobrick menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mendaur ulang sampah plastik yaitu membuat ecobrick yang memiliki nilai jual tinggi.
"Ecobrick dipilih dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik, karena sampah-sampah plastik yang sudah jadi ecobrick ini bisa dimanfaatkan atau dikreasikan di antaranya untuk membuat meja, kursi dan berbagai sarana lainnya," katanya
Pelatihan ecobrick ini juga merupakan salah satu kegiatan program Bank Sampah Penghasil Energi, dengan nilai bantuan yang diberikan Pertamina melalui dana CSR senilai Rp200 juta, demikian Nur Rachmat.