Jakarta (ANTARA) - Indonesia adalah rumah bagi peningkatan jumlah kucing – saat ini, 72 persen rumah tangga di Indonesia memiliki hewan peliharaan, dengan mayoritas memiliki kucing sebesar 47 persen.
Jumlah itu terus meningkat selama pandemi COVID-19 karena orang-orang terdorong untuk memelihara kucing untuk menemani mereka di rumah. Kini, semakin banyak pemilik kucing menyadari bahwa berinteraksi dengan kucing mereka di masa-masa yang tidak menentu ini memberikan kenyamanan dan efek psikologis positif lainnya, dan lebih banyak keluarga di Indonesia melihat kepemilikan kucing sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.
Berikut beberapa ras kucing terpopuler di Indonesia beserta karakteristik, kebutuhan, dan tips merawatnya, seperti dijelaskan drh. Tito Suprayoga, M.Sc dalam keterangan resmi, Jumat.
Jenis kucing berbulu panjang
Persia: Kucing yang identik dengan hidung pesek, pipi tembem dan berbulu panjang ini telah dikaitkan dengan kemewahan sepanjang sejarah. Kucing persia merupakan jenis kucing yang paling populer dipelihara oleh manusia terutama di Amerika, Eropa dan Asia.
Maine Coon: Dijuluki "raksasa berhati lembut", Maine Coon termasuk salah satu ras kucing terbesar dengan berat dewasa hingga 8 kilogram. Maine coon banyak diminati sebagai binatang peliharaan karena memiliki kepribadian yang tenang dan mudah disatukan dengan kucing lain.
Ragdoll: Kucing Ragdoll terbilang unik karena mereka mengendurkan otot-otot mereka saat diangkat sehingga terlihat seperti boneka kain floppy meskipun tubuhnya kuat. Mereka memiliki bulu yang tebal dan halus, dan bulu mereka akan semakin tebal seiring dengan bertambahnya usia.
Beberapa ras kucing yang disebutkan di atas memiliki bulu yang tebal. Oleh karena itu, mereka biasanya membutuhkan asupan nutrisi yang berfokus untuk kesehatan kulit dan bulu lebih banyak dibandingkan dengan ras kucing lainnya. Selain diberikan nutrisi untuk kulit dan bulu, mereka juga membutuhkan perawatan yang tepat. Salah satu perawatan yang harus dilakukan oleh pet owner apabila memelihara ras kucing dengan bulu lebat adalah harus rajin menyisir bulu mereka.
Aktivitas menyisir memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah untuk mengangkat bulu-bulu mati agar tidak terbentuk gimbal. Setiap bulu yang tumbuh pada seekor kucing akan selalu mengalami pergantian. aktivitas self-grooming yang dilakukan kucing tidak cukup untuk membersihkan bulu-bulu yang mati, akibatnya biasanya sering terbentuk bulu gimbal. Menyisir juga memungkinkan pemilik untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya cedera kulit, dan keberadaan kutu yang hidup di kulit dan bulu.
Kucing berbulu panjang lebih rentan terhadap hairball karena mereka memiliki lebih banyak bulu daripada kucing lain, dan cuaca yang lebih hangat juga menyebabkan kerontokan yang lebih banyak pada kucing.
Meskipun bulu yang tertelan biasanya dapat melewati usus dan dikeluarkan melalui kotorannya, kucing berbulu panjang cenderung membentuk hairball di perutnya. Biasanya kucing memiliki kebiasaan yaitu memakan rumput.
Hal ini bertujuan untuk menstimulasi muntah, sehingga apabila ada hairball di saluran cerna mereka akan keluar bersama muntahan tersebut. Namun hairball yang tersangkut di pencernaan dapat menimbulkan permasalahan yang serius seperti obstruksi atau sumbatan saluran cerna dan penanganannya dengan tindakan operatif.
Jenis kucing berbulu pendek
Siamese: Kucing Siam dikenal karena penampilannya yang ramping dan merupakan salah satu ras kucing peliharaan tertua di dunia. Semua kucing umumnya dikenal untuk kebersihannya: mereka menghabiskan setidaknya lima jam sehari untuk merawat diri (self-grooming).
Meskipun perawatan ini umum dilakukan pada semua kucing, kucing siam cenderung lebih sering menjilati dirinya sendiri dan kadang berlebihan. Aktivitas self-grooming yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan terbentuknya hairball dikarenakan kucing akhirnya menelan lebih banyak bulu dan tidak dapat tercerna atau dikeluarkan melalui kotoran.
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kucing memiliki kebiasaan self-grooming yang berlebihan. Mikrobioma di usus kucing memainkan peran penting dalam sistem kekebalan, dengan 70% sel kekebalan terletak di usus. Ketika mikrobioma kucing tidak seimbang, sensitivitasnya yang berlebihan terhadap lingkungan dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit kucing. Hal tersebut menyebabkan kucing akan menjilati kulitnya secara berlebihan dan dapat menghasilkan masalah hairball.
Kucing rumahan
Bengal: Kucing Bengal adalah ras yang sangat aktif dan atletis dengan kecantikan kucing macan tutul Asia. Banyak orang memelihara kucing Bengal sebagai kucing rumahan karena mereka adalah jenis yang langka.
Bengal adalah kucing berenergi tinggi, sehingga mereka membutuhkan banyak aktivitas agar tetap bahagia dan sehat. Jika pemeliharaan kucing Bengal dilakukan dengan cara dikurung di dalam ruangan, diberikan makan berlebihan, dan kemudian jarang diajak bergerak, maka hal tersebut akan berdampak pada peningkatan berat badan mereka, tidak jarang hingga obesitas atau gemuk.
Tentu saja hal ini tidak baik karena dapat menyebabkan permasalahan kesehatan lainnya. Kurangnya bergerak juga dapat menurunkan kinerja dari sistem pencernaan sehingga menyebabkan kotoran kucing menjadi lunak dan berbau lebih menyengat, tentu saja hal ini sering membuat pemilik kucing menjadi tidak nyaman.
Agar kucing rumahan seperti Bengal tetap sehat, mereka membutuhkan latihan yang ditingkatkan secara bertahap serta modifikasi cara mereka makan untuk mencegah pemberian makan yang berlebihan.
Beberapa tips untuk melakukannya adalah dengan memberi makan dengan porsi yang ditentukan dalam mangkuk dan mengatur asupan kalori dengan formula bergizi untuk meningkatkan metabolisme dan menyehatkan pencernaan.
Jumlah itu terus meningkat selama pandemi COVID-19 karena orang-orang terdorong untuk memelihara kucing untuk menemani mereka di rumah. Kini, semakin banyak pemilik kucing menyadari bahwa berinteraksi dengan kucing mereka di masa-masa yang tidak menentu ini memberikan kenyamanan dan efek psikologis positif lainnya, dan lebih banyak keluarga di Indonesia melihat kepemilikan kucing sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka.
Berikut beberapa ras kucing terpopuler di Indonesia beserta karakteristik, kebutuhan, dan tips merawatnya, seperti dijelaskan drh. Tito Suprayoga, M.Sc dalam keterangan resmi, Jumat.
Jenis kucing berbulu panjang
Persia: Kucing yang identik dengan hidung pesek, pipi tembem dan berbulu panjang ini telah dikaitkan dengan kemewahan sepanjang sejarah. Kucing persia merupakan jenis kucing yang paling populer dipelihara oleh manusia terutama di Amerika, Eropa dan Asia.
Maine Coon: Dijuluki "raksasa berhati lembut", Maine Coon termasuk salah satu ras kucing terbesar dengan berat dewasa hingga 8 kilogram. Maine coon banyak diminati sebagai binatang peliharaan karena memiliki kepribadian yang tenang dan mudah disatukan dengan kucing lain.
Ragdoll: Kucing Ragdoll terbilang unik karena mereka mengendurkan otot-otot mereka saat diangkat sehingga terlihat seperti boneka kain floppy meskipun tubuhnya kuat. Mereka memiliki bulu yang tebal dan halus, dan bulu mereka akan semakin tebal seiring dengan bertambahnya usia.
Beberapa ras kucing yang disebutkan di atas memiliki bulu yang tebal. Oleh karena itu, mereka biasanya membutuhkan asupan nutrisi yang berfokus untuk kesehatan kulit dan bulu lebih banyak dibandingkan dengan ras kucing lainnya. Selain diberikan nutrisi untuk kulit dan bulu, mereka juga membutuhkan perawatan yang tepat. Salah satu perawatan yang harus dilakukan oleh pet owner apabila memelihara ras kucing dengan bulu lebat adalah harus rajin menyisir bulu mereka.
Aktivitas menyisir memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah untuk mengangkat bulu-bulu mati agar tidak terbentuk gimbal. Setiap bulu yang tumbuh pada seekor kucing akan selalu mengalami pergantian. aktivitas self-grooming yang dilakukan kucing tidak cukup untuk membersihkan bulu-bulu yang mati, akibatnya biasanya sering terbentuk bulu gimbal. Menyisir juga memungkinkan pemilik untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya cedera kulit, dan keberadaan kutu yang hidup di kulit dan bulu.
Kucing berbulu panjang lebih rentan terhadap hairball karena mereka memiliki lebih banyak bulu daripada kucing lain, dan cuaca yang lebih hangat juga menyebabkan kerontokan yang lebih banyak pada kucing.
Meskipun bulu yang tertelan biasanya dapat melewati usus dan dikeluarkan melalui kotorannya, kucing berbulu panjang cenderung membentuk hairball di perutnya. Biasanya kucing memiliki kebiasaan yaitu memakan rumput.
Hal ini bertujuan untuk menstimulasi muntah, sehingga apabila ada hairball di saluran cerna mereka akan keluar bersama muntahan tersebut. Namun hairball yang tersangkut di pencernaan dapat menimbulkan permasalahan yang serius seperti obstruksi atau sumbatan saluran cerna dan penanganannya dengan tindakan operatif.
Jenis kucing berbulu pendek
Siamese: Kucing Siam dikenal karena penampilannya yang ramping dan merupakan salah satu ras kucing peliharaan tertua di dunia. Semua kucing umumnya dikenal untuk kebersihannya: mereka menghabiskan setidaknya lima jam sehari untuk merawat diri (self-grooming).
Meskipun perawatan ini umum dilakukan pada semua kucing, kucing siam cenderung lebih sering menjilati dirinya sendiri dan kadang berlebihan. Aktivitas self-grooming yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan terbentuknya hairball dikarenakan kucing akhirnya menelan lebih banyak bulu dan tidak dapat tercerna atau dikeluarkan melalui kotoran.
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kucing memiliki kebiasaan self-grooming yang berlebihan. Mikrobioma di usus kucing memainkan peran penting dalam sistem kekebalan, dengan 70% sel kekebalan terletak di usus. Ketika mikrobioma kucing tidak seimbang, sensitivitasnya yang berlebihan terhadap lingkungan dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit kucing. Hal tersebut menyebabkan kucing akan menjilati kulitnya secara berlebihan dan dapat menghasilkan masalah hairball.
Kucing rumahan
Bengal: Kucing Bengal adalah ras yang sangat aktif dan atletis dengan kecantikan kucing macan tutul Asia. Banyak orang memelihara kucing Bengal sebagai kucing rumahan karena mereka adalah jenis yang langka.
Bengal adalah kucing berenergi tinggi, sehingga mereka membutuhkan banyak aktivitas agar tetap bahagia dan sehat. Jika pemeliharaan kucing Bengal dilakukan dengan cara dikurung di dalam ruangan, diberikan makan berlebihan, dan kemudian jarang diajak bergerak, maka hal tersebut akan berdampak pada peningkatan berat badan mereka, tidak jarang hingga obesitas atau gemuk.
Tentu saja hal ini tidak baik karena dapat menyebabkan permasalahan kesehatan lainnya. Kurangnya bergerak juga dapat menurunkan kinerja dari sistem pencernaan sehingga menyebabkan kotoran kucing menjadi lunak dan berbau lebih menyengat, tentu saja hal ini sering membuat pemilik kucing menjadi tidak nyaman.
Agar kucing rumahan seperti Bengal tetap sehat, mereka membutuhkan latihan yang ditingkatkan secara bertahap serta modifikasi cara mereka makan untuk mencegah pemberian makan yang berlebihan.
Beberapa tips untuk melakukannya adalah dengan memberi makan dengan porsi yang ditentukan dalam mangkuk dan mengatur asupan kalori dengan formula bergizi untuk meningkatkan metabolisme dan menyehatkan pencernaan.