Koba, Babel, (ANTARA) - Harga komoditas lada di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai naik menjadi Rp85 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp70 ribu per kilogram meskipun kenaikan tersebut belum mencapai nilai tertinggi seperti sebelumnya yang menyentuh Rp150 ribu per kilogram..
"Dalam satu minggu ini terlihat harga lada mulai menunjukkan kenaikkan rata-rata Rp15 ribu per kilogram," kata Koordinator Bina Usaha Sarana Distribusi dan Pemasaran Produk Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Bangka Tengah, Martin, di Koba, Senin.
Namun demikian, kata Martin harga lada belum mencapai level tertinggi dimana sebelumnya mencapai harga Rp120 hingga Rp150 ribu per kilogram.
"Sulit untuk mencapai level harga tertinggi karena adanya kebijakan memprioritaskan sejumlah komoditas, termasuk lada agar bisa di ekspor dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi," katanya menjelaskan.
Sedangkan lada hasil panen, kata dia, sifatnya barang mentah bukan berupa produk yang sudah menjadi bubuk atau sejenisnya. "Meski begitu harga lada saat ini sudah terbilang cukup bagus dan sudah mampu memberikan keuntungan bagi para petani, walaupun keuntungannya relatif tipis," ujarnya.
Windi (49), seorang petani lada Bangka Tengah mengaku menyimpan hasil panen lada di gudang dan melepas ke pasar jika harga sudah mulai tinggi.
"Kita tahan dulu, nanti mulai dilepas ke pasar jika harganya sudah mulai membaik," katanya.
Menurut dia, harga lada saat ini Rp85 ribu per kilogram sudah cukup baik dan petani bisa memperoleh untung. "Namun keuntungannya kalau dihitung dengan biaya operasional, masih tipis," katanya.
"Dalam satu minggu ini terlihat harga lada mulai menunjukkan kenaikkan rata-rata Rp15 ribu per kilogram," kata Koordinator Bina Usaha Sarana Distribusi dan Pemasaran Produk Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Bangka Tengah, Martin, di Koba, Senin.
Namun demikian, kata Martin harga lada belum mencapai level tertinggi dimana sebelumnya mencapai harga Rp120 hingga Rp150 ribu per kilogram.
"Sulit untuk mencapai level harga tertinggi karena adanya kebijakan memprioritaskan sejumlah komoditas, termasuk lada agar bisa di ekspor dalam bentuk barang jadi ataupun setengah jadi," katanya menjelaskan.
Sedangkan lada hasil panen, kata dia, sifatnya barang mentah bukan berupa produk yang sudah menjadi bubuk atau sejenisnya. "Meski begitu harga lada saat ini sudah terbilang cukup bagus dan sudah mampu memberikan keuntungan bagi para petani, walaupun keuntungannya relatif tipis," ujarnya.
Windi (49), seorang petani lada Bangka Tengah mengaku menyimpan hasil panen lada di gudang dan melepas ke pasar jika harga sudah mulai tinggi.
"Kita tahan dulu, nanti mulai dilepas ke pasar jika harganya sudah mulai membaik," katanya.
Menurut dia, harga lada saat ini Rp85 ribu per kilogram sudah cukup baik dan petani bisa memperoleh untung. "Namun keuntungannya kalau dihitung dengan biaya operasional, masih tipis," katanya.