Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mulai memasang reaktor yang menjadi peralatan inti Residue Catalytic Cracking atau RCC guna mempercepat revitalisasi Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Tengah.
Sekretaris Perusahaan Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya mengatakan kemajuan proyek peremajaan RCC sudah mencapai 64,02 persen hingga awal 2022.
“Kami mengharapkan unit RCC Pertamina akan on stream sesuai target di tahun 2022," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
RCC merupakan fasilitas penting dalam proses pengolahan minyak bumi karena berfungsi untuk meningkatkan nilai produk dengan bantuan katalis.
Pertamina memproyeksikan unit RCC memiliki kapasitas pengolahan sebesar 83 ribu barel per hari. Unit RCC juga menghasilkan produk bernilai tinggi, seperti propilen, elpiji, nafta, light cycle oil, dan decant oil.
Manajer Umum Proyek Balongan Nugroho menuturkan bahwa perseroan berkomitmen untuk mengelola optimasi unit RCC dengan melakukan peremajaan dan penggantian berbagai peralatan yang kritikal.
"Kami pastikan peralatan utama dalam Proyek Revitalisasi RCC ini sudah tiba, yaitu orifice chamber dan reaktor sudah datang. Berikutnya, tim Project Balongan akan bergerak memasang peralatan tersebut pada agenda pemeliharaan kilang pada Februari 2022,” jelas Nugroho.
Pemasangan orifice chamber yang memiliki diameter 4,16 meter dan panjang 16,18 meter dilaksanakan dengan standar HSSE yang ketat.
Adapun reaktor pada unit RCC berfungsi untuk tempat berlangsungnya reaksi catalytic cracking untuk merekahkan rantai karbon dari umpan minyak berat bernilai jual rendah menjadi produk dengan rantai karbon lebih pendek yang mempunyai nilai lebih tinggi, seperti propilen, elpiji, nafta, light cycle oil, dan decant oil.
Reaktor RCC memiliki memiliki diameter 11,5 meter, panjang 41,6 meter, dan berat kotor 782 ton.
“Reaktor ini merupakan salah satu yang terberat pernah dimobilisasi di Kilang Balongan,” terang Nugroho.
Selain peremajaan RCC di Kilang Balongan, Pertamina juga tengah mengimplementasikan Proyek Strategis Nasional RDMP Balongan yang bertujuan untuk menaikkan kapasitas pengolahan kilang dari 125 barel per hari menjadi 150 barel per hari.
Selain itu, proyek RDMP Balongan juga bertujuan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan hingga setara Euro V.
“Setelah kedua alat existing di RCC Balongan diganti dengan yang baru, maka keandalan dan produksi Kilang Balongan akan meningkat. Kami berharap peremajaan RCC Balongan akan berkontribusi besar dalam menyokong peningkatan produksi BBM nasional,” pungkas Nugroho.
Sekretaris Perusahaan Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya mengatakan kemajuan proyek peremajaan RCC sudah mencapai 64,02 persen hingga awal 2022.
“Kami mengharapkan unit RCC Pertamina akan on stream sesuai target di tahun 2022," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
RCC merupakan fasilitas penting dalam proses pengolahan minyak bumi karena berfungsi untuk meningkatkan nilai produk dengan bantuan katalis.
Pertamina memproyeksikan unit RCC memiliki kapasitas pengolahan sebesar 83 ribu barel per hari. Unit RCC juga menghasilkan produk bernilai tinggi, seperti propilen, elpiji, nafta, light cycle oil, dan decant oil.
Manajer Umum Proyek Balongan Nugroho menuturkan bahwa perseroan berkomitmen untuk mengelola optimasi unit RCC dengan melakukan peremajaan dan penggantian berbagai peralatan yang kritikal.
"Kami pastikan peralatan utama dalam Proyek Revitalisasi RCC ini sudah tiba, yaitu orifice chamber dan reaktor sudah datang. Berikutnya, tim Project Balongan akan bergerak memasang peralatan tersebut pada agenda pemeliharaan kilang pada Februari 2022,” jelas Nugroho.
Pemasangan orifice chamber yang memiliki diameter 4,16 meter dan panjang 16,18 meter dilaksanakan dengan standar HSSE yang ketat.
Adapun reaktor pada unit RCC berfungsi untuk tempat berlangsungnya reaksi catalytic cracking untuk merekahkan rantai karbon dari umpan minyak berat bernilai jual rendah menjadi produk dengan rantai karbon lebih pendek yang mempunyai nilai lebih tinggi, seperti propilen, elpiji, nafta, light cycle oil, dan decant oil.
Reaktor RCC memiliki memiliki diameter 11,5 meter, panjang 41,6 meter, dan berat kotor 782 ton.
“Reaktor ini merupakan salah satu yang terberat pernah dimobilisasi di Kilang Balongan,” terang Nugroho.
Selain peremajaan RCC di Kilang Balongan, Pertamina juga tengah mengimplementasikan Proyek Strategis Nasional RDMP Balongan yang bertujuan untuk menaikkan kapasitas pengolahan kilang dari 125 barel per hari menjadi 150 barel per hari.
Selain itu, proyek RDMP Balongan juga bertujuan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan hingga setara Euro V.
“Setelah kedua alat existing di RCC Balongan diganti dengan yang baru, maka keandalan dan produksi Kilang Balongan akan meningkat. Kami berharap peremajaan RCC Balongan akan berkontribusi besar dalam menyokong peningkatan produksi BBM nasional,” pungkas Nugroho.