Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir memastikan keandalan suplai listrik di Bali untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada Oktober 2022 mendatang.
Dia mengapresiasi persiapan PLN yang sudah dilakukan dari jauh hari untuk menyukseskan KTT G20. Menurutnya, persiapan KTT G20 yang dilakukan oleh PLN sudah sangat memuaskan.
"Tinggal dari sekarang mulai bikin latihan-latihan kecil. Selama 9 bulan ini saya percaya mesti latihan," kata Erick dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut ia mengingatkan para petugas nanti untuk tidak kecolongan pada saat hari penyelenggaraan KTT G20, terutama di titik-titik penting, seperti hotel tempat kepala negara berkumpul maupun saat konferensi berlangsung.
"Itu yang paling penting dengan alasan apa pun tidak boleh mati lampu," ujar Erick.
Di sisi lain, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi kunci dan bukti komitmen PLN dalam mendukung pemerintah dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan.
"Untuk itu atas arahan Menteri Erick, PLN harus melakukan persiapan yang matang dari pasokan energi primer, pembangkit, transmisi, sampai ke venue-nya," tutur Darmawan.
PLN akan menerjunkan 550 petugas siaga untuk mengamankan pembangkit sampai dengan lokasi venue acara setiap hari guna memastikan keandalan pasokan listrik selama KTT G20.
Baca juga: PLN-KBN sepakati bangun kawasan tanpa listrik padam
Mayoritas dari personel ini bertugas mengamankan jalur distribusi sebanyak 436 orang. Sementara 28 petugas di antaranya akan siaga di pembangkit Bali dan Jawa, 52 personel akan mengamankan transmisi, 18 petugas piket patroli jaringan, dan 16 orang piket pengatur beban.
"Untuk memastikan keandalan pasokan listrik 24 jam selama kegiatan KTT G20 berlangsung, kami membagi menjadi tiga shift," ujar Darmawan.
Tidak hanya itu saja, PLN juga akan menyiagakan 12 unit mobil Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), 26 Unit Gardu Bergerak (UGB) dengan total kapasitas 7.660 kilovolt ampere (kVA), 55 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 5.370 kVA, 31 unit Genset Mobile berdaya 4.490 kVA.
Selain itu, ada juga 59 unit mobil, 23 unit reaksi cepat, serta 104 unit sepeda motor untuk pelayanan teknik (Yantek).
Dari sisi suplai daya, Darmawan menegaskan sistem kelistrikan Bali sudah siap untuk menyelenggarakan pergelaran KTT G20. Dengan daya mampu sistem sebesar 1.322,1 megawatt (MW), beban puncak tertinggi pada 2021 tercatat sebesar 754,6 MW, sehingga masih ada cadangan daya atau reserve margin sebesar 567,8 MW atau 42,9 persen.
Baca juga: PLN hadirkan listrik andal tingkatkan produktifitas petani hortikultura
"Khusus KTT G20, kami akan tingkatkan 40 persen sambil kami tingkatkan utilisasi aset," tegas Darmawan.
Saat ini, PLN sudah melalukan proses relokasi pembangkit dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati ke Pembangkit Listrik tenaga gas (PLTG) Pesanggaran sebesar 100 MW.
Proses ini ditargetkan selesai pada Oktober 2022, sehingga pada waktu KTT berlangsung total daya mampu sistem di Bali akan memiliki kapasitas sebesar 1.422,1 MW.
Perseroan memprediksikan beban puncak saat penyelenggaraan KTT G20 sebesar 980 MW.
Darmawan berharap setelah acara KTT G20 selesai, permintaan terhadap listrik PLN dapat bertahan di angka tersebut.
"Kalau perlu (beban puncak) meningkat, sehingga KTT G20 menjadi berkah bagi PLN," ucapnya.
Baca juga: Listrik premium PLN tekan ongkos produksi PTPN VI
Selain memastikan keandalan pasokan listrik, PLN juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi rencana para kepala negara yang akan menggunakan mobil listrik.
Perseroan akan menambah pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) fast charging sebanyak 21 unit di 15 shelter di lokasi-lokasi strategis milik PLN.
Seluruh SPKLU yang akan dibangun ini merupakan tipe fast charging dengan rincian 12 unit tipe 25 kilowatt dan sembilan unit tipe 50 kilowatt.
Darmawan menyampaikan bahwa pergelaran KTT G20 ini akan menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung pemerintah mencapai transisi energi.
Perseroan telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung transisi ke energi bersih mulai dari meningkatkan bauran energi bersih hingga mendorong percepatan ekosistem
kendaraan listrik.
Baca juga: Pastikan listrik andal, PLN siagakan 48.179 petugas saat Natal dan Tahun Baru
Dia mengapresiasi persiapan PLN yang sudah dilakukan dari jauh hari untuk menyukseskan KTT G20. Menurutnya, persiapan KTT G20 yang dilakukan oleh PLN sudah sangat memuaskan.
"Tinggal dari sekarang mulai bikin latihan-latihan kecil. Selama 9 bulan ini saya percaya mesti latihan," kata Erick dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut ia mengingatkan para petugas nanti untuk tidak kecolongan pada saat hari penyelenggaraan KTT G20, terutama di titik-titik penting, seperti hotel tempat kepala negara berkumpul maupun saat konferensi berlangsung.
"Itu yang paling penting dengan alasan apa pun tidak boleh mati lampu," ujar Erick.
Di sisi lain, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi kunci dan bukti komitmen PLN dalam mendukung pemerintah dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan.
"Untuk itu atas arahan Menteri Erick, PLN harus melakukan persiapan yang matang dari pasokan energi primer, pembangkit, transmisi, sampai ke venue-nya," tutur Darmawan.
PLN akan menerjunkan 550 petugas siaga untuk mengamankan pembangkit sampai dengan lokasi venue acara setiap hari guna memastikan keandalan pasokan listrik selama KTT G20.
Baca juga: PLN-KBN sepakati bangun kawasan tanpa listrik padam
Mayoritas dari personel ini bertugas mengamankan jalur distribusi sebanyak 436 orang. Sementara 28 petugas di antaranya akan siaga di pembangkit Bali dan Jawa, 52 personel akan mengamankan transmisi, 18 petugas piket patroli jaringan, dan 16 orang piket pengatur beban.
"Untuk memastikan keandalan pasokan listrik 24 jam selama kegiatan KTT G20 berlangsung, kami membagi menjadi tiga shift," ujar Darmawan.
Tidak hanya itu saja, PLN juga akan menyiagakan 12 unit mobil Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), 26 Unit Gardu Bergerak (UGB) dengan total kapasitas 7.660 kilovolt ampere (kVA), 55 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas 5.370 kVA, 31 unit Genset Mobile berdaya 4.490 kVA.
Selain itu, ada juga 59 unit mobil, 23 unit reaksi cepat, serta 104 unit sepeda motor untuk pelayanan teknik (Yantek).
Dari sisi suplai daya, Darmawan menegaskan sistem kelistrikan Bali sudah siap untuk menyelenggarakan pergelaran KTT G20. Dengan daya mampu sistem sebesar 1.322,1 megawatt (MW), beban puncak tertinggi pada 2021 tercatat sebesar 754,6 MW, sehingga masih ada cadangan daya atau reserve margin sebesar 567,8 MW atau 42,9 persen.
Baca juga: PLN hadirkan listrik andal tingkatkan produktifitas petani hortikultura
"Khusus KTT G20, kami akan tingkatkan 40 persen sambil kami tingkatkan utilisasi aset," tegas Darmawan.
Saat ini, PLN sudah melalukan proses relokasi pembangkit dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati ke Pembangkit Listrik tenaga gas (PLTG) Pesanggaran sebesar 100 MW.
Proses ini ditargetkan selesai pada Oktober 2022, sehingga pada waktu KTT berlangsung total daya mampu sistem di Bali akan memiliki kapasitas sebesar 1.422,1 MW.
Perseroan memprediksikan beban puncak saat penyelenggaraan KTT G20 sebesar 980 MW.
Darmawan berharap setelah acara KTT G20 selesai, permintaan terhadap listrik PLN dapat bertahan di angka tersebut.
"Kalau perlu (beban puncak) meningkat, sehingga KTT G20 menjadi berkah bagi PLN," ucapnya.
Baca juga: Listrik premium PLN tekan ongkos produksi PTPN VI
Selain memastikan keandalan pasokan listrik, PLN juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pengisian energi kendaraan listrik. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi rencana para kepala negara yang akan menggunakan mobil listrik.
Perseroan akan menambah pengoperasian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) fast charging sebanyak 21 unit di 15 shelter di lokasi-lokasi strategis milik PLN.
Seluruh SPKLU yang akan dibangun ini merupakan tipe fast charging dengan rincian 12 unit tipe 25 kilowatt dan sembilan unit tipe 50 kilowatt.
Darmawan menyampaikan bahwa pergelaran KTT G20 ini akan menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung pemerintah mencapai transisi energi.
Perseroan telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung transisi ke energi bersih mulai dari meningkatkan bauran energi bersih hingga mendorong percepatan ekosistem
kendaraan listrik.
Baca juga: Pastikan listrik andal, PLN siagakan 48.179 petugas saat Natal dan Tahun Baru