Makassar (ANTARA) - Mahasiswa Program Magister Angkatan 2019 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Rudi, berhasil membuat inovasi bahan material antipeluru yang berhasil lulus uji coba di Divisi III Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad).
Dalam penjelasan di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, ia mengemukakan inovasi ini telah berhasil di uji coba oleh Divisi III Kostrad di Kabupaten Gowa dengan uji tembakan sebanyak tiga kali dan mampu menahan peluru berkaliber 9 mm untuk jarak tembak 10 meter.
Ia menjelaskan gagasan inovasi tersebut didasari oleh kondisi di mana selama ini untuk membuat rompi antipeluru menggunakan material berat, mahal dan sulit menemukan bahan di dalam negeri.
Dirinya memikirkan untuk mencari solusi alternatif menggantikan material bahan antipeluru yang lebih ringan dengan kekuatan yang sama.
"Carbon fiber adalah salah satu bahan yang digunakan. Bahan ini mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal dalam pembuatan custom bagian mobil seperti fender mobil, kap mesin dan cover spion," katanya.
"Setelah dilakukan literasi referensi terhadap material tersebut, diperoleh bahwa material ini dapat digunakan dalam pembuatan rompi antipeluru," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan material antipeluru yang dihasilkan memiliki keunikan dari sisi berat rompi. Inovasi ini jauh lebih ringan dengan kaliber peluru yang sama jika dibandingkan dengan rompi anti peluru yang saat ini dipasarkan.
Selama proses menghadirkan inovasi tersebut, tentu ada kesulitan yang dialami oleh Rudi , utamanya dalam melakukan simulasi menggunakanu "software finite elemen method" sebagai simulasi yang masih tergolong baru.
Dekan Fakultas Teknik Unhas, Prof Dr Muhammad Arsyad Thaha, MT, mengapresiasi produk inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa.
Pihaknya selalu memaksimalkan dalam memberi dukungan serta menciptakan suasana akademik dan inovasi teknologi. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2015.
Dengan tagline "The Future is Here, Your Techno Innovation will be Here", kata dia, menjadi penyemangat dan motivasi tersendiri bagi para sivitas akademika FT Unhas untuk lebih aktif dan produktif melakukan riset dan menghasilkan produk inovasi.
Inovasi baru mulai berkembang di Fakultas Teknik. Penelitian para mahasiswa magister dan doktoral Teknik terus diarahkan guna menghasilkan paten dan HAKI.
"Melalui skema pendanaan mandiri, dikembangkan riset berbasis produk inovatif. Material anti peluru adalah penelitian awal pada Laboratorium Riset Teknik Mesin. Inovasi ini akan terus dikembangkan untuk mengefisienkan penggunaan materialnya hingga penerapan pada kendaraan militer dan rompi anti peluru," katanya.
Ia menambahkan komitmen fakultas untuk pengembangan riset lebih lanjut hingga hilirisasi ditunjukkan dengan hadirnya Inkubator Teknologi dan Bisnis sebagai bagian dari Science Techno Park Unhas.
Kondisi Ini, kata dia, akan mendukung proses hilirisasi produk teknologi dengan pihak industri dan pemerintah sebagai wujud kerja sama triple helix. Terkait material antipeluru, Arsyad mengatakan akan dibuat MoA (Memorandum of Agreement) bersama Konstrad dan pihak industri untuk kepentingan dunia militer.
Pada masa akan datang, kata dia, Fakultas Teknik akan diarahkan menjadi pusat inovasi teknologi pada Kawasan Timur Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi nasional menuju Indonesia Emas 2021.
Inovasi ini menggunakan bahan serat karbon dan resin epoxy sebagai penguat. Kemudian peralatan tambahan adalah mesin vacuum.
Material antipeluru tersebut diproduksi menggunakan metode vacuum bag untuk memaksimalkan jumlah perbandingan serat dan resin yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan material yang lebih ringan.
Inovasi ini diharapkan akan semakin mendukung dan meningkatkan profesionalisme bidang militer Indonesia, demikian Muhammad Arsyad Thaha .
Dalam penjelasan di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, ia mengemukakan inovasi ini telah berhasil di uji coba oleh Divisi III Kostrad di Kabupaten Gowa dengan uji tembakan sebanyak tiga kali dan mampu menahan peluru berkaliber 9 mm untuk jarak tembak 10 meter.
Ia menjelaskan gagasan inovasi tersebut didasari oleh kondisi di mana selama ini untuk membuat rompi antipeluru menggunakan material berat, mahal dan sulit menemukan bahan di dalam negeri.
Dirinya memikirkan untuk mencari solusi alternatif menggantikan material bahan antipeluru yang lebih ringan dengan kekuatan yang sama.
"Carbon fiber adalah salah satu bahan yang digunakan. Bahan ini mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal dalam pembuatan custom bagian mobil seperti fender mobil, kap mesin dan cover spion," katanya.
"Setelah dilakukan literasi referensi terhadap material tersebut, diperoleh bahwa material ini dapat digunakan dalam pembuatan rompi antipeluru," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan material antipeluru yang dihasilkan memiliki keunikan dari sisi berat rompi. Inovasi ini jauh lebih ringan dengan kaliber peluru yang sama jika dibandingkan dengan rompi anti peluru yang saat ini dipasarkan.
Selama proses menghadirkan inovasi tersebut, tentu ada kesulitan yang dialami oleh Rudi , utamanya dalam melakukan simulasi menggunakanu "software finite elemen method" sebagai simulasi yang masih tergolong baru.
Dekan Fakultas Teknik Unhas, Prof Dr Muhammad Arsyad Thaha, MT, mengapresiasi produk inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa.
Pihaknya selalu memaksimalkan dalam memberi dukungan serta menciptakan suasana akademik dan inovasi teknologi. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2015.
Dengan tagline "The Future is Here, Your Techno Innovation will be Here", kata dia, menjadi penyemangat dan motivasi tersendiri bagi para sivitas akademika FT Unhas untuk lebih aktif dan produktif melakukan riset dan menghasilkan produk inovasi.
Inovasi baru mulai berkembang di Fakultas Teknik. Penelitian para mahasiswa magister dan doktoral Teknik terus diarahkan guna menghasilkan paten dan HAKI.
"Melalui skema pendanaan mandiri, dikembangkan riset berbasis produk inovatif. Material anti peluru adalah penelitian awal pada Laboratorium Riset Teknik Mesin. Inovasi ini akan terus dikembangkan untuk mengefisienkan penggunaan materialnya hingga penerapan pada kendaraan militer dan rompi anti peluru," katanya.
Ia menambahkan komitmen fakultas untuk pengembangan riset lebih lanjut hingga hilirisasi ditunjukkan dengan hadirnya Inkubator Teknologi dan Bisnis sebagai bagian dari Science Techno Park Unhas.
Kondisi Ini, kata dia, akan mendukung proses hilirisasi produk teknologi dengan pihak industri dan pemerintah sebagai wujud kerja sama triple helix. Terkait material antipeluru, Arsyad mengatakan akan dibuat MoA (Memorandum of Agreement) bersama Konstrad dan pihak industri untuk kepentingan dunia militer.
Pada masa akan datang, kata dia, Fakultas Teknik akan diarahkan menjadi pusat inovasi teknologi pada Kawasan Timur Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi nasional menuju Indonesia Emas 2021.
Inovasi ini menggunakan bahan serat karbon dan resin epoxy sebagai penguat. Kemudian peralatan tambahan adalah mesin vacuum.
Material antipeluru tersebut diproduksi menggunakan metode vacuum bag untuk memaksimalkan jumlah perbandingan serat dan resin yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan material yang lebih ringan.
Inovasi ini diharapkan akan semakin mendukung dan meningkatkan profesionalisme bidang militer Indonesia, demikian Muhammad Arsyad Thaha .