Jakarta (ANTARA) - Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Puji Hartini (30) membenarkan dirinya bersama sejumlah wanita bergabung ke dalam tim pemulasaraan jenazah COVID-19 untuk alasan kemanusiaan.
Puji mengatakan dirinya dan enam orang wanita lainnya, Yosepha Liberata Ana, Kandriyani, Yuliana, Purwanti, Dewi Purwati, dan Imelda Sari ingin membantu pengurusan jenazah wanita yang meninggal karena COVID-19.
"Yang pasti pertama untuk kemanusiaan ya pak. Karena pernah di RW05, almarhumah kebetulan perempuan. Laki-laki diurus oleh tim laki-laki, sedangkan perempuan harus diurus pula oleh perempuan," ujar Puji saat ditemui wartawan di Jakarta Utara, Rabu.
Puji mengatakan sudah menangani dua jenazah pengidap COVID-19 selama bertugas di Kelurahan Sunter Agung.
"Pernah waktu bertugas pertama kali di RW06 (Sunter Agung), itu malam. Selesai pemulasaraan saya jam 23.00 WIB. Pulang tengah malam," kata Puji.
Untungnya, ibu tiga anak itu sudah memiliki izin dari sang suami.
Ia mengatakan suaminya juga seorang relawan pemulasaraan jenazah COVID-19, sehingga sudah mengetahui kondisi pekerjaannya.
Kalau pulang kerja, ia tidak didampingi oleh suami karena kami sudah biasa. Ia mengatakan suaminya juga mengabdi sebagai petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 untuk alasan kemanusiaan.
"Suami saya kan Ketua Karang Taruna Kelurahan, jadi dia juga bergabung dalam tim ini, cuma beda tim. Saya tim tiga, dia tim empat," kata Puji.
Senada, tenaga pemulasaraan jenazah lain bernama Yosepha (40) juga ingin bergabung karena alasan kemanusiaan.
Ia melihat ketika ada jenazah Muslim didoakan oleh orang Islam. Maka ketika jenazah Kristen pun ingin ia bantu pula mendoakannya.
"Kalau Kristen kan ada saya, saya langsung secara spontan mendoakannya saja. Karena kebetulan saya Kristen," kata Yosepha.
Lurah Sunter Agung Danang Wijanarka mengatakan petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 sudah menerima pelatihan sebanyak dua kali dari Kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Kesehatan Tanjung Priok dan dari Puskesmas Tanjung Priok.
"Pelatihan pertama diadakan pada 29 Juni, sedangkan pelatihan kedua pada 5 Juli," ujar Danang.
Adapun jumlah petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 di Kelurahan Sunter Agung saat ini terdiri dari 29 orang petugas PPSU dan 10 orang warga yang berasal dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Karang Taruna, dan Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kelurahan Tanjung Priok.
"Jadi total kami memiliki 39 tenaga pemulasaraan jenazah COVID-19 yang dibentuk Kelurahan Sunter Agung secara mandiri. Mereka sudah terlatih karena mengikuti pelatihan tata cara pemulasaraan jenazah COVID-19," kata Danang.
Puji mengatakan dirinya dan enam orang wanita lainnya, Yosepha Liberata Ana, Kandriyani, Yuliana, Purwanti, Dewi Purwati, dan Imelda Sari ingin membantu pengurusan jenazah wanita yang meninggal karena COVID-19.
"Yang pasti pertama untuk kemanusiaan ya pak. Karena pernah di RW05, almarhumah kebetulan perempuan. Laki-laki diurus oleh tim laki-laki, sedangkan perempuan harus diurus pula oleh perempuan," ujar Puji saat ditemui wartawan di Jakarta Utara, Rabu.
Puji mengatakan sudah menangani dua jenazah pengidap COVID-19 selama bertugas di Kelurahan Sunter Agung.
"Pernah waktu bertugas pertama kali di RW06 (Sunter Agung), itu malam. Selesai pemulasaraan saya jam 23.00 WIB. Pulang tengah malam," kata Puji.
Untungnya, ibu tiga anak itu sudah memiliki izin dari sang suami.
Ia mengatakan suaminya juga seorang relawan pemulasaraan jenazah COVID-19, sehingga sudah mengetahui kondisi pekerjaannya.
Kalau pulang kerja, ia tidak didampingi oleh suami karena kami sudah biasa. Ia mengatakan suaminya juga mengabdi sebagai petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 untuk alasan kemanusiaan.
"Suami saya kan Ketua Karang Taruna Kelurahan, jadi dia juga bergabung dalam tim ini, cuma beda tim. Saya tim tiga, dia tim empat," kata Puji.
Senada, tenaga pemulasaraan jenazah lain bernama Yosepha (40) juga ingin bergabung karena alasan kemanusiaan.
Ia melihat ketika ada jenazah Muslim didoakan oleh orang Islam. Maka ketika jenazah Kristen pun ingin ia bantu pula mendoakannya.
"Kalau Kristen kan ada saya, saya langsung secara spontan mendoakannya saja. Karena kebetulan saya Kristen," kata Yosepha.
Lurah Sunter Agung Danang Wijanarka mengatakan petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 sudah menerima pelatihan sebanyak dua kali dari Kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Kesehatan Tanjung Priok dan dari Puskesmas Tanjung Priok.
"Pelatihan pertama diadakan pada 29 Juni, sedangkan pelatihan kedua pada 5 Juli," ujar Danang.
Adapun jumlah petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 di Kelurahan Sunter Agung saat ini terdiri dari 29 orang petugas PPSU dan 10 orang warga yang berasal dari Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Karang Taruna, dan Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kelurahan Tanjung Priok.
"Jadi total kami memiliki 39 tenaga pemulasaraan jenazah COVID-19 yang dibentuk Kelurahan Sunter Agung secara mandiri. Mereka sudah terlatih karena mengikuti pelatihan tata cara pemulasaraan jenazah COVID-19," kata Danang.