Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi alat uji untuk mendeteksi COVID-19 dengan metode kumur (gargling) BioSaliva sekitar 40.000 unit per bulan.
"Untuk produk baru kami BioSaliva, kita baru akan memproduksi sekitar 40.000 per bulan," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Honesti menambahkan produk BioSaliva memungkinkan pengetesan PCR tidak dilakukan melalui nasofaring dan hidung, tetapi melalui berkumur atau gargle.
"Produk BioSaliva ini akan memberikan experience baru dari sisi kenyamanan bagi masyarakat yang ingin melakukan tes usap PCR," katanya.
Di samping itu Bio Farma juga memproduksi mBioCoV-19 RT-PCR Kit dengan kemampuan produksi 2,4 juta per bulan.
Dirut Bio Farma tersebut menyampaikan semua produk sudah dilakukan pengetesan dengan akurasi di atas 99 persen.
"Khusus untuk BioSaliva, ini merupakan produk terbaru dan bisa mendeteksi semua varian COVID-19 yang sekarang lagi berkembang di Indonesia," kata Honesti Basyir.
Sebelumnya Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics meluncurkan inovasi terbaru, Bio Saliva, alat uji untuk mendeteksi COVID-19 dengan metode kumur (gargling). Metode ini jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus COVID-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.
Bio Farma saat ini tengah melakukan uji post market BioSaliva di 3 (tiga) laboratorium, sejalan dengan limited release, yang ditunjuk oleh Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Kementerian Kesehatan RI, antara lain Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Lab Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Lab Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Untuk mempermudah akses masyarakat kepada metoda tes yang nyaman ini, mulai 3 Juli 2021 pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases).
Akses kepada metoda tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra Bio Farma.
"Untuk produk baru kami BioSaliva, kita baru akan memproduksi sekitar 40.000 per bulan," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Honesti menambahkan produk BioSaliva memungkinkan pengetesan PCR tidak dilakukan melalui nasofaring dan hidung, tetapi melalui berkumur atau gargle.
"Produk BioSaliva ini akan memberikan experience baru dari sisi kenyamanan bagi masyarakat yang ingin melakukan tes usap PCR," katanya.
Di samping itu Bio Farma juga memproduksi mBioCoV-19 RT-PCR Kit dengan kemampuan produksi 2,4 juta per bulan.
Dirut Bio Farma tersebut menyampaikan semua produk sudah dilakukan pengetesan dengan akurasi di atas 99 persen.
"Khusus untuk BioSaliva, ini merupakan produk terbaru dan bisa mendeteksi semua varian COVID-19 yang sekarang lagi berkembang di Indonesia," kata Honesti Basyir.
Sebelumnya Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics meluncurkan inovasi terbaru, Bio Saliva, alat uji untuk mendeteksi COVID-19 dengan metode kumur (gargling). Metode ini jauh lebih nyaman untuk mendeteksi virus COVID-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.
Bio Farma saat ini tengah melakukan uji post market BioSaliva di 3 (tiga) laboratorium, sejalan dengan limited release, yang ditunjuk oleh Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Kementerian Kesehatan RI, antara lain Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Lab Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Lab Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Untuk mempermudah akses masyarakat kepada metoda tes yang nyaman ini, mulai 3 Juli 2021 pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases).
Akses kepada metoda tes ini selanjutnya akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra Bio Farma.