Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) melakukan tes secara acak (random test) kepada penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, di sejumlah stasiun utama.
"Saya mendapat laporan bahwa jumlah pergerakan penumpang KRL per hari cenderung meningkat, yaitu sekitar 400-500 ribu penumpang per hari. Walaupun di masa normal bisa di atas satu juta penumpang, tetapi ini harus kita sikapi mengingat saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19. Oleh karenanya kami tugaskan kepada PT KAI untuk melakukan random check di stasiun utama seperti di Gambir, Senen, Manggarai, dan stasiun utama lainnya di lintas Bekasi, Bogor, dan Tangerang,” kata Budi Karya dalam pernyataannya, Sabtu.
Budi Karya mengatakan KRL merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat. Karena itu perlu perhatian khusus sebagai bagian upaya untuk bersama-sama menekan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Dua LRT bertabrakan di Kuala Lumpur, ratusan luka berat dan ringan
Menhub menjelaskan tes secara acak ini perlu dilakukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat bahwa saat ini sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19 dan diharapkan masyarakat tidak melakukan perjalanan jika tidak ada keperluan mendesak.
"Kami mengimbau masyarakat kalau kondisi tidak begitu fit dan merasa sakit agar menghindari perjalanan dan juga pergerakan yang tidak perlu,” ucap Menhub.
Menhub mengungkapkan Ditjen Perhubungan Darat akan menyediakan bus-bus di sejumlah titik stasiun sebagai alternatif angkutan agar kondisi penumpang kereta tidak berdesakan.
Sementara itu, Direktur Utama PT. KAI Didiek Hartantyo menyatakan siap untuk melaksanakan random test di beberapa stasiun utama.
Baca juga: Presiden Jokowi harapkan kereta LRT buatan Indonesia bisa diekspor
Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan penerapan protokol kesehatan dengan ketat terhadap penumpang KRL seperti mewajibkan untuk penumpang memakai masker, mencuci tangan, memberi tanda tempat duduk dan tempat berdiri agar penumpang dapat menjaga jarak dan membatasi kapasitas penumpang hanya 74 penumpang di setiap gerbong kereta.
Berdasarkan data BNPB, pada Jumat (18/6), total kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 463.552 kasus. Data tersebut setelah ada kasus baru sebesar 4.737 kasus.
"Saya mendapat laporan bahwa jumlah pergerakan penumpang KRL per hari cenderung meningkat, yaitu sekitar 400-500 ribu penumpang per hari. Walaupun di masa normal bisa di atas satu juta penumpang, tetapi ini harus kita sikapi mengingat saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19. Oleh karenanya kami tugaskan kepada PT KAI untuk melakukan random check di stasiun utama seperti di Gambir, Senen, Manggarai, dan stasiun utama lainnya di lintas Bekasi, Bogor, dan Tangerang,” kata Budi Karya dalam pernyataannya, Sabtu.
Budi Karya mengatakan KRL merupakan salah satu moda transportasi favorit masyarakat. Karena itu perlu perhatian khusus sebagai bagian upaya untuk bersama-sama menekan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Dua LRT bertabrakan di Kuala Lumpur, ratusan luka berat dan ringan
Menhub menjelaskan tes secara acak ini perlu dilakukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat bahwa saat ini sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19 dan diharapkan masyarakat tidak melakukan perjalanan jika tidak ada keperluan mendesak.
"Kami mengimbau masyarakat kalau kondisi tidak begitu fit dan merasa sakit agar menghindari perjalanan dan juga pergerakan yang tidak perlu,” ucap Menhub.
Menhub mengungkapkan Ditjen Perhubungan Darat akan menyediakan bus-bus di sejumlah titik stasiun sebagai alternatif angkutan agar kondisi penumpang kereta tidak berdesakan.
Sementara itu, Direktur Utama PT. KAI Didiek Hartantyo menyatakan siap untuk melaksanakan random test di beberapa stasiun utama.
Baca juga: Presiden Jokowi harapkan kereta LRT buatan Indonesia bisa diekspor
Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan penerapan protokol kesehatan dengan ketat terhadap penumpang KRL seperti mewajibkan untuk penumpang memakai masker, mencuci tangan, memberi tanda tempat duduk dan tempat berdiri agar penumpang dapat menjaga jarak dan membatasi kapasitas penumpang hanya 74 penumpang di setiap gerbong kereta.
Berdasarkan data BNPB, pada Jumat (18/6), total kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 463.552 kasus. Data tersebut setelah ada kasus baru sebesar 4.737 kasus.