Sungailiat,Bangka (ANTARA) - Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Bangka Belitung kembangkan tanaman anggrek sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memperingati hari lingkungan hidup sedunia.
Sekretaris Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Bangka Belitung, Yuli Thulistianto melalui keterangan tertulis, Senin mengatakan, ada lima jenis anggrek yang dikembangkan yakni jenis gramatophyllum, phalaenopsis, arachnis, bulbophyllum dan cymbidium.
Berbagai jenis anggrek itu ditanam di pulau Anggrek Elsye Lestari, kawasan Biodeversity Sungai Upang Desa Tanah Bawah Bangka.
"Restorasi kawasan berupa penanaman kembali beberapa jenis anggrek Bangka Belitung sebagai langkah mengembalikan kawasan yang sempat rusak akibat kebakaran hutan," katanya.
Penanaman anggrek melibatkan komunitas seperti, komunitas Sahabat Alam dari Bangka Flora Society dan komunitas dan Salam Upang termasuk pula melibatkan warga yang saat itu yang berkunjung di sungai Upang.
"Kita berharap kegiatan ini bisa memperkaya keragaman flora yang ada di kawasan Biodeversity Sungai Upang khususnya anggrek Bangka Belitung serta aksi nyata sumbangsih dalam memperingati hari lingkungan hidup sedunia," jelasnya.
Sementara salah satu pengunjung asal Kota Pangkalpinang, Marisa memberikan apresiasi pengelola sungai Upang yang berhasil menanam puluhan jenis anggrek dan diberikan kesempatan dirinya menanam anggrek bersama temannya.
"Saya sengaja datang dari Kota Pangkalpinang ke sungai Upang untuk melihat berbagai jenis anggrek dan ikut menanamanya serta menyumbang anggrek untuk menambah koleksi," ujarnya.
Diakuinya, dirinya baru pertama kali melihat langsung anggrek yang ditanam di sungai Upang sehingga menjadi pengalaman baru dan menambah kecintaan terhadap tanaman anggrek.
Selain penanaman anggrek, dilakukan juga diskusi lingkungan yang dihadiri Ketua BFS Dian Rossana Anggriani, Ketua Salam Upang Hormen dan beberapa sahabat alam.
Sekretaris Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Bangka Belitung, Yuli Thulistianto melalui keterangan tertulis, Senin mengatakan, ada lima jenis anggrek yang dikembangkan yakni jenis gramatophyllum, phalaenopsis, arachnis, bulbophyllum dan cymbidium.
Berbagai jenis anggrek itu ditanam di pulau Anggrek Elsye Lestari, kawasan Biodeversity Sungai Upang Desa Tanah Bawah Bangka.
"Restorasi kawasan berupa penanaman kembali beberapa jenis anggrek Bangka Belitung sebagai langkah mengembalikan kawasan yang sempat rusak akibat kebakaran hutan," katanya.
Penanaman anggrek melibatkan komunitas seperti, komunitas Sahabat Alam dari Bangka Flora Society dan komunitas dan Salam Upang termasuk pula melibatkan warga yang saat itu yang berkunjung di sungai Upang.
"Kita berharap kegiatan ini bisa memperkaya keragaman flora yang ada di kawasan Biodeversity Sungai Upang khususnya anggrek Bangka Belitung serta aksi nyata sumbangsih dalam memperingati hari lingkungan hidup sedunia," jelasnya.
Sementara salah satu pengunjung asal Kota Pangkalpinang, Marisa memberikan apresiasi pengelola sungai Upang yang berhasil menanam puluhan jenis anggrek dan diberikan kesempatan dirinya menanam anggrek bersama temannya.
"Saya sengaja datang dari Kota Pangkalpinang ke sungai Upang untuk melihat berbagai jenis anggrek dan ikut menanamanya serta menyumbang anggrek untuk menambah koleksi," ujarnya.
Diakuinya, dirinya baru pertama kali melihat langsung anggrek yang ditanam di sungai Upang sehingga menjadi pengalaman baru dan menambah kecintaan terhadap tanaman anggrek.
Selain penanaman anggrek, dilakukan juga diskusi lingkungan yang dihadiri Ketua BFS Dian Rossana Anggriani, Ketua Salam Upang Hormen dan beberapa sahabat alam.