Jakarta (ANTARA) - Menjadi sutradara bukan pekerjaan mudah apalagi jika proses produksi dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
Hal tersebut dianggap sebagai tantangan bagi Reza Rahadian dalam menyelesaikan penggarapan miniseri "Sementara, Selamanya".
Reza bersama tim produksi "Sementara, Selamanya" menyelesaikan syuting untuk enam episode miniseri tersebut dalam waktu tiga hari. Dengan segala keterbatasan mulai dari pemain, kru hingga peralatan syuting, pemain film "My Stupid Boss" itu mampu menggarapnya tepat waktu.
Berikut ini adalah sejumlah tantangan yang dihadapi Reza selama memproduksi miniseri "Sementara, Selamanya".
Menyesuaikan ritme kerja
Dengan jumlah kru yang sedikit, tentu ritme kerjanya berbeda dengan produksi film besar. Satu hal yang tidak bisa dipaksakan dalam produksi miniseri ini adalah mengerjakan dengan buru-buru.
Sebab ia hanya mempekerjakan sedikit kru di lokasi syuting, itu pun secara bergantian. Tidak seperti pembuatan film besar yang bisa melibatkan 80-120 orang kru.
"Kendala terbesarnya adalah menyesuaikan ritme kerja dengan kru yang sedikit itu dan memakan waktu yang memang agak lebih lambat speed. Karena pekerjaannya dibikin agar bergantian di set supaya enggak terlalu banyak orang ada di set," kata pemain film "Imperfect" itu kepada Antara, Kamis (25/6).
Meyakinkan pemain dan kru untuk syuting
Syuting di tengah pandemi tidaklah mudah, belum lagi ia harus meyakinkan para pemain dan kru yang terlibat bahwa segalanya akan tetap aman karena mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan. Reza mengatakan bahwa beberapa orang malah terkejut saat dihubungi untuk ikut terlibat.
"Mereka kaget pastinya, ini beneran enggak kita mau syuting, ada pertanyaan gimana caranya, apa protokol kesehatan akan diterapkan, apalagi ibu Christine Hakim yang paling riskan karena usia," jelas Reza.
"Awalnya mereka kaget tapi ini jadi momentum untuk menjadikan pandemi bukan cuma alasan semua harus berhenti. Tapi ada momentum kita bisa mengatasinya, ada situasi yang ya mungkin ini cara saya untuk beradaptasi yang mungkin tidak sempurna tapi ini bisa dihadapi," lanjutnya.
Banyak sabar
Kesabaran Reza saat menjadi sutradara miniseri ini benar-benar diuji. Banyak masalah yang harus dipecahkan dan tentunya hal tersebut cukup menguras energi.
"Yang jelas yang harus dipersiapkan adalah energi, itu yang nomor satu kemudian mempersiapkan mental juga untuk bisa syuting dan kesabaran. Karena tidak ada yang bisa diburu-buru, tidak ada yang bisa di-push terlalu cepat pergerakannya karena banyak hal yang harus kita pelajari dan cari solusinya mungkin itu yang dibutuhkan ekstra di situasi seperti ini," ujar pria kelahiran 5 Maret 1987 itu.
Mengelola emosi
Tantangan lain yang dihadapi Reza selama produksi "Sementara, Selamanya" adalah mengelola emosi untuk tidak panik. Sebab, ia hanya diberi tenggat waktu selama tiga hari saja untuk syuting oleh sang produser, Arya Ibrahim.
"Saya juga harus mengelola emosi supaya tidak panik, wah hanya tiga hari ini berarti harus cepet-cepet, manajemen emosinya harus bener. Hampir panik di hari pertama karena penyesuaian ya, karena kita kehilangan data jadi apa yang sudah di syuting tiba-tiba hilang," kata pemain film "Rudy Habibie" itu.
Meski cukup mendapat tantang, Reza sangat bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang mampu bekerja sama dengan baik, bahkan mereka rela mengerjakan pekerjaan yang bukan tanggung jawabnya.
"Semua berjalan lancar karena saya didukung dengan tim juga. Saya didukung oleh tim yang sangat solid, bahkan oleh mereka yang bukan pekerjaannya atau job desk-nya di situ. Jadi saya diuntungkan dengan tim yang luar biasa," ujar Reza.
Hal tersebut dianggap sebagai tantangan bagi Reza Rahadian dalam menyelesaikan penggarapan miniseri "Sementara, Selamanya".
Reza bersama tim produksi "Sementara, Selamanya" menyelesaikan syuting untuk enam episode miniseri tersebut dalam waktu tiga hari. Dengan segala keterbatasan mulai dari pemain, kru hingga peralatan syuting, pemain film "My Stupid Boss" itu mampu menggarapnya tepat waktu.
Berikut ini adalah sejumlah tantangan yang dihadapi Reza selama memproduksi miniseri "Sementara, Selamanya".
Menyesuaikan ritme kerja
Dengan jumlah kru yang sedikit, tentu ritme kerjanya berbeda dengan produksi film besar. Satu hal yang tidak bisa dipaksakan dalam produksi miniseri ini adalah mengerjakan dengan buru-buru.
Sebab ia hanya mempekerjakan sedikit kru di lokasi syuting, itu pun secara bergantian. Tidak seperti pembuatan film besar yang bisa melibatkan 80-120 orang kru.
"Kendala terbesarnya adalah menyesuaikan ritme kerja dengan kru yang sedikit itu dan memakan waktu yang memang agak lebih lambat speed. Karena pekerjaannya dibikin agar bergantian di set supaya enggak terlalu banyak orang ada di set," kata pemain film "Imperfect" itu kepada Antara, Kamis (25/6).
Meyakinkan pemain dan kru untuk syuting
Syuting di tengah pandemi tidaklah mudah, belum lagi ia harus meyakinkan para pemain dan kru yang terlibat bahwa segalanya akan tetap aman karena mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan. Reza mengatakan bahwa beberapa orang malah terkejut saat dihubungi untuk ikut terlibat.
"Mereka kaget pastinya, ini beneran enggak kita mau syuting, ada pertanyaan gimana caranya, apa protokol kesehatan akan diterapkan, apalagi ibu Christine Hakim yang paling riskan karena usia," jelas Reza.
"Awalnya mereka kaget tapi ini jadi momentum untuk menjadikan pandemi bukan cuma alasan semua harus berhenti. Tapi ada momentum kita bisa mengatasinya, ada situasi yang ya mungkin ini cara saya untuk beradaptasi yang mungkin tidak sempurna tapi ini bisa dihadapi," lanjutnya.
Banyak sabar
Kesabaran Reza saat menjadi sutradara miniseri ini benar-benar diuji. Banyak masalah yang harus dipecahkan dan tentunya hal tersebut cukup menguras energi.
"Yang jelas yang harus dipersiapkan adalah energi, itu yang nomor satu kemudian mempersiapkan mental juga untuk bisa syuting dan kesabaran. Karena tidak ada yang bisa diburu-buru, tidak ada yang bisa di-push terlalu cepat pergerakannya karena banyak hal yang harus kita pelajari dan cari solusinya mungkin itu yang dibutuhkan ekstra di situasi seperti ini," ujar pria kelahiran 5 Maret 1987 itu.
Mengelola emosi
Tantangan lain yang dihadapi Reza selama produksi "Sementara, Selamanya" adalah mengelola emosi untuk tidak panik. Sebab, ia hanya diberi tenggat waktu selama tiga hari saja untuk syuting oleh sang produser, Arya Ibrahim.
"Saya juga harus mengelola emosi supaya tidak panik, wah hanya tiga hari ini berarti harus cepet-cepet, manajemen emosinya harus bener. Hampir panik di hari pertama karena penyesuaian ya, karena kita kehilangan data jadi apa yang sudah di syuting tiba-tiba hilang," kata pemain film "Rudy Habibie" itu.
Meski cukup mendapat tantang, Reza sangat bersyukur karena dikelilingi oleh orang-orang yang mampu bekerja sama dengan baik, bahkan mereka rela mengerjakan pekerjaan yang bukan tanggung jawabnya.
"Semua berjalan lancar karena saya didukung dengan tim juga. Saya didukung oleh tim yang sangat solid, bahkan oleh mereka yang bukan pekerjaannya atau job desk-nya di situ. Jadi saya diuntungkan dengan tim yang luar biasa," ujar Reza.