Palembang (ANTARA) - Tingkat hunian hotel di Kota Palembang, Sumatera Selatan masih rendah karena berkurangnya kegiatan berskala nasional dan internasional dalam dua tahun terakhir.

"Jumlah kamar hotel yang tersedia di Palembang sekitar 8.000 unit sedangkan yang terisi rata-rata setiap bulannya paling banyak 5.000 unit, kondisi ini perlu segera dicarikan solusinya agar tidak semakin banyak kamar kosong," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin di Palembang, Minggu.

Melihat data cukup banyak kamar yang kosong setiap bulannya, pihaknya berupaya melakukan berbagai cara untuk meningkatkan tingkat hunian hotel agar bisnis anggotanya tidak terpuruk.

Untuk meningkatkan tingkat hunian hotel di Palembang dan daerah Sumsel lainnya, sekarang dilakukan pendekatan dengan berbagai pihak untuk bekerja sama menggelar acara berskala nasional dan internasional.

Dengan adanya acara bersakala nasional dan internasional seperti pertandingan olahraga, seminar, pameran, dan rapat kerja diharapkan banyak yang datang ke daerah ini baik sebagai peserta maupun pendamping yang membutuhkan tempat menginap dan makan.

Meningkatnya tingkat hunian hotel, selain dapat menggairahkan bisnis hotel juga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) yang lebih besar.

Sumbangan PAD dari pengusaha hotel dan restoran pada tahun ini mencapai Rp233 miliar atau mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingan dengan 2018 yang hanya Rp185 miliar, kata Herlan.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani menjelaskan bahwa pihaknya berupaya membantu meningkatkan tingkat hunian hotel agar bisa memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah yang lebih besar.

Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, pihaknya berupaya mendorong semua pihak menggelar berbagai kegiatan yang dapat mendatangkan orang banyak ke Bumi Sriwijaya ini, ujar Isnaini.


 

Pewarta : Yudi Abdullah
Editor : Ujang
Copyright © ANTARA 2024