Jakarta (ANTARA) - Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto menyatakan ada sekitar 840.000 hektare lahan efektif yang belum termanfaatkan untuk budidaya rumput laut sehingga akan dioptimalkan dengan ekstensifikasi.

"Diperkirakan ada sekitar 840.000 hektare lahan efektif yang belum termanfaatkan untuk budidaya rumput laut dan ini saya kira jadi fokus kita dalam lima tahun mendatang, untuk mengoptimalkan potensi yang ada," kata Slamet Soebjakto dalam rilis di Jakarta, Minggu.




Selain itu, ujar Slamet, KKP bakal melakukan intensifikasi melalui inovasi teknologi dan pengembangan bibit rumput laut yang adaptif.

Slamet menjelaskan bahwa KKP telah berhasil mengembangkan bibit hasil kultur jaringan dan akan terus melakukan perbaikan untuk varian jenis lainnya seperti strain saccul.

KKP, masih menurut dia, juga meminta pemda betul betul konsisten memberikan perlindungan terhadap iklim usaha ini dengan menjamin pemanfaatan ruang usaha dalam Perda Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau Pulau Kecil.

Hal tersebut, lanjutnya, karena berkaca dari maraknya permasalahan konflik kepentingan terkait pemanfaatan ruang dengan lintas sektor terkait.

Ia juga menekankan pentingnya penataan tata niaga di hulu dan penguatan kelembagaan dan kemitraan usaha.

"Ini penting untuk menaikkan posisi tawar dan nilai tambah pembudidaya, di samping menciptakan siklus bisnis yang efisien," kata Slamet.

Dirjen Budidaya Perikanan KKP itu menegaskan, pihaknya akan menempatkan fungsi pemerintah sebagai regulator dan memfasilitasi kebutuhan infrastrukturnya, sementara pelaku bisnis swasta menjadi ujung tombak.

Intinya, ujar dia, KKP terbuka dan akan membantu kebutuhan yang berpihak pada percepatan industrialisasi rumput laut nasional.

Dalam implementasi peta jalan ini, KKP akan bekerja sama dengan asosiasi, lintas instansi seperti TNI, Kepolisian, Perguruan Tinggi, masyarakat, lembaga pemasyarakatan dan lainnya.




KKP menargetkan produksi rumput laut nasional tumbuh rata rata 2,92 persen dalam periode 2020-2024. Sedangkan khusus tahun 2020 ditargetkan produksi rumput laut nasional mencapai 10,99 juta ton.

"KKP juga akan memprioritaskan kemudahan investasi hilirisasi rumput laut guna menggenjot nilai ekonomi yang lebih besar," ucapnya.

Sebagaimana diketahui Indonesia memiliki daya saing kompararif tinggi karena letak geografis sebagai bagian dari segi tiga karang dunia, di mana 550 jenis rumput laut dunia ada di Indonesia.

Untuk rumput laut bernilai ekonomi tinggi seperti eucheuma cottoni, Indonesia diperkirakan memilikinya dengan potensi nilai produksi hingga 10 miliar dolar AS per tahun.



 

Pewarta : M Razi Rahman
Editor : Ujang
Copyright © ANTARA 2024