Jakarta (ANTARA) - Penamaan varietas anggur Jan Ethes SP1 yang identik dengan nama cucu pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai merupakan hal yang kebetulan, menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
"Ini sempat ramai juga, tapi sebenarnya penamaan itu tidak ada maksud apa-apa. Juga tidak ada koordinasi sebelumnya dengan siapa-siapa, ya kebetulan saja terlintas," kata Menteri Syahrul Yasin Limpo saat rapat kerja (raker) dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin.
Yasin Limpo menjelaskan bahwa awalnya nama dari percobaan varietas baru tersebut adalah Genetika Test 1, sehingga ketika akan dimunculkan sebuah hasil, sering disingkat dengan Gen Tes 1.
Secara kebetulan terlintas, penamaan muncul menjadi Jan Ethes SP 1 sebab memang secara visual anggur tersebut kecil, banyak, bergerombol serta manis sehingga diidentikkan namanya dengan cucu Presiden Jokowi.
Ia tidak mempermasalahkan adanya pro dan kontra yang berkembang atas penamaan tersebut, sebab ia tidak menyangka hal tersebut menjadi perhatian banyak pihak.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberi nama varietas anggur baru hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nama Jan Ethes SP1.
Syahrul memberikan nama yang mirip dengan cucu pertama Presiden Jokowi tersebut dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Pengembangan Mangga dan Anggur sebagai rangkaian acara Pekan Inovasi Mangga Nasional.
"Saya suka nama itu, dalam bahasa Jawa artinya sangat bagus, Jan berarti sangat, Ethes berarti cekatan, pas sekali, ini varietas unggul," kata Syahrul.
Seusai mencicipi anggur dengan hasil varietas baru tersebut, nama Jan Ethes dirasa Syahrul sangat pas dengan karakteristik anggur itu. Cita rasa buah anggur manis dan segar, dengan tekstur daging buah yang krispi dan tidak terlalu berair.
Syahrul menambahkan ke depannya varietas tersebut akan terus dikembangkan dengan harapan anggur tersebut bisa meningkatkan produksi anggur dalam negeri, dan menjadi produk buah unggulan baru Indonesia.
Varietas anggur baru tersebut dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan Litbang Pertanian.
Tidak hanya memiliki tekstur yang disukai banyak kalangan, anggur tersebut cenderung tidak mudah rontok, sehingga dapat disimpan selama tujuh hari setelah panen pada suhu ruang, sementara pada ruang pendingin dapat bertahan hingga 14 hari.
"Ini sempat ramai juga, tapi sebenarnya penamaan itu tidak ada maksud apa-apa. Juga tidak ada koordinasi sebelumnya dengan siapa-siapa, ya kebetulan saja terlintas," kata Menteri Syahrul Yasin Limpo saat rapat kerja (raker) dengan Komisi IV DPR, Jakarta, Senin.
Yasin Limpo menjelaskan bahwa awalnya nama dari percobaan varietas baru tersebut adalah Genetika Test 1, sehingga ketika akan dimunculkan sebuah hasil, sering disingkat dengan Gen Tes 1.
Secara kebetulan terlintas, penamaan muncul menjadi Jan Ethes SP 1 sebab memang secara visual anggur tersebut kecil, banyak, bergerombol serta manis sehingga diidentikkan namanya dengan cucu Presiden Jokowi.
Ia tidak mempermasalahkan adanya pro dan kontra yang berkembang atas penamaan tersebut, sebab ia tidak menyangka hal tersebut menjadi perhatian banyak pihak.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberi nama varietas anggur baru hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nama Jan Ethes SP1.
Syahrul memberikan nama yang mirip dengan cucu pertama Presiden Jokowi tersebut dalam acara Pencanangan Gerakan Nasional Pengembangan Mangga dan Anggur sebagai rangkaian acara Pekan Inovasi Mangga Nasional.
"Saya suka nama itu, dalam bahasa Jawa artinya sangat bagus, Jan berarti sangat, Ethes berarti cekatan, pas sekali, ini varietas unggul," kata Syahrul.
Seusai mencicipi anggur dengan hasil varietas baru tersebut, nama Jan Ethes dirasa Syahrul sangat pas dengan karakteristik anggur itu. Cita rasa buah anggur manis dan segar, dengan tekstur daging buah yang krispi dan tidak terlalu berair.
Syahrul menambahkan ke depannya varietas tersebut akan terus dikembangkan dengan harapan anggur tersebut bisa meningkatkan produksi anggur dalam negeri, dan menjadi produk buah unggulan baru Indonesia.
Varietas anggur baru tersebut dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan Litbang Pertanian.
Tidak hanya memiliki tekstur yang disukai banyak kalangan, anggur tersebut cenderung tidak mudah rontok, sehingga dapat disimpan selama tujuh hari setelah panen pada suhu ruang, sementara pada ruang pendingin dapat bertahan hingga 14 hari.