Jakarta (ANTARA) -
Jimmy menginformasikan kepada HR yang menanti di pagar pintu rumah berjarak sekitar 3 meter dari warung.
Putra pertama pedangdut ternama, Elvy Sukaesih, mengamuk di warung klontong milik tetangganya bernama Junaedi (48) di RT06 RW12, Jalan Usaha, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (12/9) malam.
Berikut kronologi kejadian yang dihimpun ANTARA melalui keterangan polisi, saksi mata kejadian, dan korban di tempat kejadian perkara (TKP), Jumat siang.
Pukul 19.30 WIB
Pembantu HR bernama Jimmy tiba di warung klontong Junaedi untuk memesan tiga bungkus rokok jenis Gudang Garam Filter.
Namun pemilik warung mengatakan bahwa barang pesanan HR sedang kosong.
Jimmy menginformasikan kepada HR yang menanti di pagar pintu rumah berjarak sekitar 3 meter dari warung.
Pukul 19.45 WIB
HR datang ke tempat kejadian perkara (TKP) dengan membawa sebilah samurai yang disembunyikan di belakang badannya.
Junaedi yang sedang duduk di depan warung menjadi sasaran amuk HR yang naik pitam karena merasa kecewa rokok yang dipesan tidak tersedia.
HR dengan kalap mengarahkan samurai ke bagian kepala Junaedi yang kala itu sedang asik membaca media sosial.
"Kenapa rokok gue gak lu kasih. Ini tanah punya keluarga gue," ujar Junaedi menirukan pernyataan HR sesaat sebelum mengamuk.
Namun sabetan samurai berhasil dihindari oleh Junaedi dengan cara merunduk. Sabetan samurai menancap di tiang kayu penyangga warung tempat Junaedi bersandar.
Selanjutnya Junaedi kabur ke luar warung untuk menyelamatkan diri.
Pukul 20.00 WIB
HR dengan kalap merusak sejumlah perabot warung seperti memecahkan kaca meja dengan samurai.
"Saya berada di jarak sekitar 1 meter depan warung. Dia (HR) ngelempar saya dengan serpihan pecahan kaca sampai saya lompat-lompat di atas kursi. Untung tidak ada yang kena ke badan saya," kata Junaedi.
Bahkan HR mengejar Junaedi sambil mengacungkan samurai dan sesekali membacokan pedang ke beberapa perabotan warung.
HR juga mengoyak tiang penyangga atap warung dengan kedua tangannya sambil mengancam akan membakar warung.
Saat itu, kata Junaedi, samurai yang digenggam oleh HR sempat terjatuh di atas jalan. Saat pelaku lengah, Junaedi langsung mengambil samurai dan melemparnya ke atap warung.
"Saya lempar ke atap warung supaya dia gak ngejar saya pakai samurai," katanya.
Pukul 20.15 WIB
Istri HR yang diketahui berprofesi sebagai Ketua RW05 Cawang, Khusnul, keluar dari dalam rumah dan membawa HR ke dalam kamar rumahnya.
Namun saat Khusnul mencoba menggali informasi kejadian dari warga setempat, HR kembali keluar rumah masih dalam keadaan marah.
Pukul 21.00 WIB
HR datang membawa sebilah golok yang diambil dari dalam rumahnya di RT01 RW05 Nomor 18 Jalan Swadaya, Cawang, Jakarta Timur.
HR kembali mengamuk dengan mengacak-acak barang dagangan Junaedi yang tersimpan di dalam warung.
Selain itu, HR juga merusak plafon warung menggunakan golok. Namun aksi tersebut keburu dicegah oleh Khusnul dengan kembali membawa masuk HR ke dalam rumah.
"Saya mendengar HR masih ngamuk di dalam. Dia banting-banting pintu," katanya.
Pukul 21.30 WIB
HR untuk ketigakalinya keluar dari dalam rumah mencari keberadaan Junaedi, namun kali ini dengan tangan kosong.
Saksi mata, Yuni Nurcahyani, mengatakan HR kembali mengamuk dengan merusak gerobak milik salah satu pedagang gado-gado
Pagar rumah milik warga sekitar juga dirusak dengan cara digoyang-goyang. Pagar dua rumah di sekitar warung Junaedi mengalami kerusakan pada bagian engsel.
Pukul 22.00 WIB
Khusnul memaksa HR masuk ke dalam rumah. Kali ini keluarga memberikan obat penenang untuk menidurkan HR di kamarnya.
Pukul 22.10 WIB
Polisi dari Satuan Binmas Polsek Kramat Jati bersama Tim Jatanras Polda Metro datang di kediaman HR untuk melakukan penangkapan.
Namun pihak keluarga menjelaskan bahwa HR memiliki riwayat gangguan jiwa dan akan menyelesaikan perkara secara musyawarah dengan korban.
Pukul 00.18 WIB
HR dibawa polisi menuju Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit, Jakarta Timur.
"HR memiliki riwayat gangguan jiwa sejak 2017. Keluarga memutuskan untuk mengirim HR ke RS Jiwa Duren Sawit," Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo.***2***
"HR memiliki riwayat gangguan jiwa sejak 2017. Keluarga memutuskan untuk mengirim HR ke RS Jiwa Duren Sawit," Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo.***2***