Jakarta (ANTARA News Sumsel) - PT Barata Indonesia (Persero) mengawali 2019 dengan mengekspor komponen pembangkit listrik jenis "condenser and LP outer casing", yang diproduksi di pabrik Cilegon, Banten, ke Brasil, Amerika Selatan.
Direktur Utama Barata Indonesia Oksarlidady Arifin dalam rilis di Jakarta, Kamis mengatakan pembangkit listrik buatan anak negeri tersebut akan digunakan di pembangkit listrik GNA Novo Tempo Project yang memiliki kapasitas 1.300 MW.
Ia mengatakan bahwa ekspor perdana komponen pembangkit listrik pada awal 2019 itu merupakan langkah positif bagi perusahaan.
Apalagi, pada tahun ini, Barata Indonesia akan meningkatkan nilai ekspor perusahaan, terutama untuk komponen pembangkit listrik.
"Kami besyukur pada awal tahun ini, kami bisa mengekspor komponen pembangkit listrik karya anak bangsa ke Brasil. Kami berharap ekspor tidak berhenti di sini, namun bisa berlanjut sepanjang tahun," ujar Dady, panggilan akrab Oksarlidady Arifin.
"Tahun ini Barata berniat meningkatkan nilai ekspor, termasuk untuk komponen pembangkit listrik dengan target nilai ekspor di angka 17 juta dolar AS," tambahnya.
Peningkatkan tersebut diharapkan selain menambah devisa negara juga meningkatkan nilai total ekspor perusahaan pada tahun ini.
Selain komponen pembangkit listrik, Barata juga mengekspor komponen kereta api ke berbagai negara.
Pada 2019, Barata menargetkan nilai ekspor pengecoran (foundry)di angka 23 juta dolar AS.
Semenjak mengakuisisi pabrik Siemens Indonesia di Cilegon yakni Siemens Power dan Gas-Turbine Components, Barata menargetkan untuk memperkuat posisi perusahaan di bidang pembangkit listrik.
Sebagai koordinator dalam program lokal konten pembangkit listrik, Barata berharap aset baru yang dimilikii di bidang pembangkit listrik tersebut dapat meningkatkan penjualan untuk pasar lokal dan internasional.
Sebelum melakukan ekspor ke Brasil, Barata juga telah mengekspor komponen pembangkit listrik "blade ring" dan "combustion chamber" ke Kaohsiung, Taiwan pada medio Oktober 2018.
Direktur Utama Barata Indonesia Oksarlidady Arifin dalam rilis di Jakarta, Kamis mengatakan pembangkit listrik buatan anak negeri tersebut akan digunakan di pembangkit listrik GNA Novo Tempo Project yang memiliki kapasitas 1.300 MW.
Ia mengatakan bahwa ekspor perdana komponen pembangkit listrik pada awal 2019 itu merupakan langkah positif bagi perusahaan.
Apalagi, pada tahun ini, Barata Indonesia akan meningkatkan nilai ekspor perusahaan, terutama untuk komponen pembangkit listrik.
"Kami besyukur pada awal tahun ini, kami bisa mengekspor komponen pembangkit listrik karya anak bangsa ke Brasil. Kami berharap ekspor tidak berhenti di sini, namun bisa berlanjut sepanjang tahun," ujar Dady, panggilan akrab Oksarlidady Arifin.
"Tahun ini Barata berniat meningkatkan nilai ekspor, termasuk untuk komponen pembangkit listrik dengan target nilai ekspor di angka 17 juta dolar AS," tambahnya.
Peningkatkan tersebut diharapkan selain menambah devisa negara juga meningkatkan nilai total ekspor perusahaan pada tahun ini.
Selain komponen pembangkit listrik, Barata juga mengekspor komponen kereta api ke berbagai negara.
Pada 2019, Barata menargetkan nilai ekspor pengecoran (foundry)di angka 23 juta dolar AS.
Semenjak mengakuisisi pabrik Siemens Indonesia di Cilegon yakni Siemens Power dan Gas-Turbine Components, Barata menargetkan untuk memperkuat posisi perusahaan di bidang pembangkit listrik.
Sebagai koordinator dalam program lokal konten pembangkit listrik, Barata berharap aset baru yang dimilikii di bidang pembangkit listrik tersebut dapat meningkatkan penjualan untuk pasar lokal dan internasional.
Sebelum melakukan ekspor ke Brasil, Barata juga telah mengekspor komponen pembangkit listrik "blade ring" dan "combustion chamber" ke Kaohsiung, Taiwan pada medio Oktober 2018.