Palembang (ANTARA Sumsel) - Mahasiswa yang membidangi ilmu kemaritiman harus memahami kondisi nyata dan tata kelola di pelabuhan karena nantinya mereka yang diharapkan dapat meningkatkan performa pengelolaan jalur logistik Tanah Air.

Dosen pengajar Akademi Maritim Bina Bahari Palembang sekaligus Ketua Pelaksana Seminar Kemaritiman, Erduandi di Palembang, Kamis, mengatakan, untuk itu mahasiswa harus diberikan kesempatan untuk kerja praktek di kawasan pelabuhan untuk memahami ritme kerja jika nantinya masuk dalam struktur pengelolaan pelabuhan.

Selain itu, perlu disadari para anak muda bahwa hingga kini Indonesia masih bermasalah dengan waktu dwelling time (waktu tunggu bongkar muat) di pelabuhan sehingga menurunkan daya saing jika dibandingkan negara-negara tetangga, yakni sekitar 4 hari dari target dua hari.

"Bukan hanya kerja praktek, hal yang tak kalah penting yakni mahasiswa juga harus mendengarkan ceramah dan berdiskusi langsung dengan pelaku pelabuhan," kata dia.

Lantaran itu, ia melanjutkan, Akademi Maritim Bina Bahari secara reguler menggelar seminar dengan mendatangkan para pelaku-pelaku pelabuhan seperti yang digelar dalam Seminar Kemaritiman bertema Pelayanan Terbaik di Suatu Pelabuhan Merupakan Citra Suatu Negara di Museum Bala Putra Dewa Palembang, Kamis.

Sejumlah narasumber di hadirkan, di antaranya Kasi Status Hukum Kapal Kesyahbandaran Otoritas Palembang Sunarto dan Ketua Asosiasi Bongkar Muat Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Bujung Eden, serta perwakilan dari Pelindo II.

"Saat ini pengelolaan pelabuhan sedang menjadi sorotan pemerintah untuk diperbaiki, artinya negara juga membutuhkan SDM berkualitas untuk mengelolanya," kata dia.


Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Dolly Rosana
Copyright © ANTARA 2024